Pemerintah Dorong Pengembangan Riset Industri Hulu dan Hilir Komoditas Perkebunan Nasional

0
853
Komoditas Perkebunan Nasional (Photo: Dok. Humas Kemenko Perekonomian)

(Vibizmedia – Nasional) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan sambutan pada acara Cho-choc Tea Night and Fun yang merupakan rangkaian acara Seminar Pupuk dan Mekanisasi di Perkebunan, yang diadakan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) di Jakarta.

Komoditas perkebunan nasional, seperti kopi, kakao, dan teh, telah menjadi tren gaya hidup (lifestyle) yang erat dengan kehidupan masyarakat tanpa mengenal batas usia dan gender. Untuk itu pemerintah terus mendorong kualitas komoditas agar mampu memenuhi permintaan pasar.

Upaya pemerintah yang dilakukan salah satunya adalah pengembangan riset dari sisi hulu dan hilir untuk menghasilkan komoditas berkualitas tinggi yang dapat bersaing di pasar global.

“Komoditas-komoditas ini sangat berpeluang melahirkan tidak hanya lapangan usaha, tetapi juga entrepreneur yang dapat membangun sektor ini secara jangka panjang,” ujar Darmin menegaskan bahwa sektor perkebunan tanpa adanya pengembangan riset tidak akan dapat berkembang secara optimal. Darmin juga menyoroti kurangnya pengembangan riset untuk menghasilkan komoditas yang baik. Saat ini, pengembangan riset yang diperlukan oleh sektor perkebunan berpusat pada riset terhadap benih, processing, dan budi daya komoditas itu sendiri.

“Akan menjadi kerugian tersendiri jika di sekitar perkebunan rakyat tidak ada pengembangan riset yang biasa dikembangkan oleh perusahaan besar dan pemerintah tidak mengambil langkah untuk mengisi kekosongan ini. Karena itulah, kami terus mendorong pengembangan riset untuk komoditas perkebunan ini,” tambah Darmin.

Adapun, pada tahun 2018, kinerja komoditas kopi nasional dari sisi luas areal perkebunan mencapai 1.241.514 hektare dan total produksi 722.461 ton.

Potensi ini menjadi sebuah harapan besar mengingat saat ini kualitas kopi Indonesia dikategorikan sebagai kopi speciality, yakni kopi berkualitas yang telah melewati proses sesuai standar mulai dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, penguatan sisi hulu dan hilir perkebunan kopi menjadi salah satu hal yang terus dioptimalkan oleh pemerintah bersama pihak swasta.

Untuk komoditas lainnya, misalnya teh, produksi komoditas ini dapat mencapai 141.342 ton yang didapat dari luas areal sebesar 113.215 hektare sepanjang tahun 2018. Potensi pengembangan teh sendiri sangat luas, tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga sering digunakan untuk kosmetik.

Adapun, untuk komoditas  coklat, Indonesia dapat menghasilkan jumlah produksi biji kakao pada tahun 2018 mencapai 593.832 ton dari luas areal perkebunan 1.678.269 hektare. Potensi ini sangat besar mengingat kualitas kakao nasional sendiri dikenal dengan cita rasa yang tinggi yang yang berbasis geografis.

“Kita tahu bahwa Indonesia memiliki speciality coffee misalnya, yang sangat bervariasi. Jika komoditas ini diproses dengan baik maka kopi nasional kita akan memiliki ciri khas tersendiri. Jadi, komoditas perkebunan perlu diproses dengan standar yang tinggi agar dapat bersaing,” ujar Darmin saat menutup sambutan dalam acara ini.

Emy T/Journalist/ VM
Editor: Emy Trimahanani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here