(Vibiznews-Commodity) – Harga minyak mentah yang diperdagangkan di pasar komoditas sesi Amerika yang baru saja berakhir pada hari Kamis (09/05) ditutup naik didorong oleh penurunan mengejutkan pada stok minyak mentah AS, tetapi peningkatan tensi perang dagang AS-China membatasi kenaikan harga karena investor khawatir tentang prospek global untuk permintaan energi.
Harga minyak mentah berjangka Brent atau harga acuan minyak internasional berada di $70,37 per barel yang naik 49 sen, atau 0,70 persen dari perdagangan sebelumnya. Demikian juga harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 72 sen atau 1,2 persen berada di $62,12 per barel.
Energy Information Administration (EIA) melaporkan semalam pasokan minyak mentah AS pekan lalu turun 4 juta barel dalam minggu hingga tanggal 3 Mei. Demikian juga persediaan bensin turun 596.000 barel, sementara persediaan destilasi turun 159.000 barel.
Kemelut perang dagang AS-Cina memang tidak akan memiliki dampak langsung, namun itu akan berdampak pada permintaan minyak mentah negara konsumen terbesar yaitu China. Impor minyak mentah China pada bulan April mencapai rekor untuk bulan ini, yaitu 10,64 juta barel per hari.
Harga telah naik lebih dari 30% sepanjang tahun ini karena prospek pasokan global telah memperketat pasca sanksi AS terhadap eksportir minyak mentah Iran dan Venezuela, serta pemotongan pasokan oleh OPEC, Rusia dan sekutu mereka.
Untuk perdagangan selanjutnya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak WTI selanjutnya akan mendaki ke resisten 62.36 – 63.05. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan turun menemui posisi support di 61.18 – 60.49.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang








