(Vibizmedia-Forex) – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada awak media usai melakukan pertemuan dengan kabinetnya Senin (02/09), bahwa peluang untuk mencapai kesepakatan meninggalkan Uni Eropa telah meningkat karena dia bersikeras Inggris tidak akan menunda Brexit.
Boris Johnson mendesak anggota parlemen untuk tidak meloloskan undang-undang untuk memblokir Brexit yang tidak ada kesepakatan (Hard Brexit). “Membuat penundaan lebih lanjut merupakan usaha sia-sia,” kata perdana menteri Inggris itu. Jhonson juga menegaskan tidak akan menerima upaya untuk membalikkan suara referendum Inggris yang mendukung meninggalkan Uni Eropa.
“Kami akan Brexit pada tanggal 31 Oktober, tidak ada jika atau tetapi. Kami tidak akan menerima segala upaya untuk menghalangi janji kami, ”kata Boris Jhonson.
Keputusan untuk keluar dari Uni Eropa ini sebenarnya ditentang oleh anggota parlemen oposisi yang akan melakukan vooting pada pekan ini. Menurut PM Jhonson, untuk menyelesaikan pertentangan Hard Brexit ini tidak perlu dilakukan pemilihan umum cepat. Inggris tidak ingin adanya referendum kembali.
Merespon pernyataan pemerintah Inggris tersebut, posisi mata uang Inggris poundsterling masih terpukul oleh spekulasi sebelumnya bahwa PM Jhonson akan menyerukan kembali referendum untuk Brexit tanpa kesepakatan. Terhadap dolar AS, poundsterling dalam pair GBPUSD ditutup anjlok 0,75% ke posisi 1.2063 dan sempat ambruk ke posisi terendah sejak perdagangan 12 Agustus.
Kurs pound Inggris itu alami pergerakan bearish selama 4 hari berturut sejak perdagangan pekan lalu. Namun sebaliknya di perdagangan bursa saham Inggris, indeks bursa FTSE 100 akhiri sesi awal pekan dengan naik 75 poin atau 1% ke posisi 7.282 di tengah poundsterling yang lemah.
Sebagai informasi di bursa saham utama kawasan Eropa lainnya ditutup pada zona hijau, dimana indeks DAX 30 Jerman menguat 15 poin atau 0,1% menjadi 11.954; indeks CAC 40 Perancis naik 13 poin atau 0,2% menjadi 5.493; dan indeks FTSE MIB Italia naik 129 poin atau 0,6% menjadi 21.452.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang