(Vibizmedia – Nasional) Indonesia sampai saat ini belum dapat memproduksi gula mentah yang mengakibatkan harus mengimpor untuk memenuhi bahan baku industri gula rafinasi. Target gula rafinasi yang ditentukan pemerintah dibawah 2 juta ton untuk tahun ini, tetapi kenyataannya sampai saat ini sudah mencapai 2,1 juta ton.
Kedaulatan pangan menjadi cita-cita pemerintah Jokowi, dalam industri gula khususnya pabrik gula berbasis tebu saat ini mengalami kemunduran yang cukup drastis, pada tahun 1996 pabrik gula tebu di Indonesia mencapai 163 pabrik tetapi tahun 2015, hampir 20 tahun kemudian hanya tinggal sekitar 57 pabrik, berbeda dengan pabrik gula rafinasi tahun 1996 hanya terdapat 1 pabrik dengan kapasitas 150 ribu ton tetapi saat ini sudah mencapai 11 pabrik dengan kapasitas mencapai 7 juta ton.
Gula rafinasi mendapatkan kebijakan bebas biaya masuk sehingga harga lebih murah dibanding gula yang berasal dari petani yang menyebabkan harga rafinasi lebih murah sehingga investasi gula berbasis tebu semakin lama semakin hancur, ungkap Kamajaya Direktur Utama sekaligus Pemilik PT PT Gendhis Multi Manis usai bertemu dengan Wakil Presiden RI di Kantor Wakil Presiden Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Diperlukan upaya pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan impor gula mentah (rafinasi) kepada pengusaha swasta tetapi memberikan kesempatan kepada pengusaha atau pabrik gula untuk memiliki penggilingan tebu selain itu juga pemerintah perlu memperbaiki mekanisme investasi dan juga insentif kepada pengusaha tebu lokal.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela









