Kebijakan Countrycyclical Atasi Inflasi Tinggi Di Indonesia

0
639

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2015 hanya tumbuh sebesar 4,71 persen secara tahunan (yoy) atau turun 0,18 secara kuartal (qtq), jauh dari target pemerintah. Pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Indonesia seperti Tiongkok dan Jepang yang masih lemah, harga minyak yang masih rendah, dan kinerja ekspor impor yang menurun, dinilai sangat memengaruhi kinerja ekonomi Tanah Air di kuartal I-2015.

Pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah ini dinilai harus ditopang dengan kebijakan ekonomi countercyclical. Kebijakan ini dinilai sangat dibutuhkan dan ditujukan untuk melawan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi. Adapun paket kebijakan countercyclical ini dapat difokuskan untuk mempertahankan daya beli masyarakat, mencegah terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), stimulus pajak agar industri dan dunia usaha lebih bergairah, memperbesar belanja negara, meningkatkan gaji pegawai negeri, dan memperkuat daya tahan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tanpa adanya kebijakan untuk melawan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi dikhawatirkan kepercayaan, baik para pelaku usaha maupun konsumen terhadap prospek perekonomian nasional di sepanjang tahun 2015 akan terus menurun. Hal ini juga semakin meningkatkan risiko tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi dalam APBN-P2015 yang dipatok sebesar  5,7% dan agenda pembangunan lainnya.

Read more

Stephanie Rebecca/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here