(Vibizmedia – Nasional) PT. Pertamina Energy Trading Limited (Petral) tidak lagi menjadi single buyer sejak tiga bulan lalu yang dialihkan kepada Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina bertugas sebagai pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan minyak mentah sebagai upaya meminimalisir kecurangan-kecurangan yang terjadi sehingga pemerintah dapat menghemat USD 22 juta.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa masalah Petral merupakan masalah serius perlu segera dibereskan terkait reputasi yang sarat dengan praktek yang tidak transparan, hari ini Jumat (15/5) Menteri ESDM Sudirman Said bersama dengan Menteri BUMN Rini Soemarno memberikan laporan mengenai keputusan dan proses pembubaran Petral di Istana Merdeka, Jakarta.
Perlu adanya investigasi agar transparansi, sebagai cara menghilangkan berbagai spekulasi dan membangkitkan kembali rasa percaya diri terhadap masyarakat dan investor. ISC terus memaksimalkan kinerja dengan baik dengan menggantikan operasional Petral.
Selama 3 bulan dapat menghemat USD 22 juta, bagaimana dengan 1 tahun, 5 tahun ? Laporan dari ISC mengatakan bahwa discount yang diperoleh dari Petral 1 barrel sebesar USD 1,3 sedangkan tahun lalu hanya USD 0,3. Inilah yang selama ini menjadi pertanyaan, karenanya diperlukan investigasi, ujar Sudirman.
Mekanisme persediaan dilakukan ISC dengan terus mencari buyer dan membuka tender sendiri bersama dengan Pertamina, Kementerian ESDM dan pemegang saham dengan visi dalam 3-4 tahun kedepan 70% pembelian minyak berupa kontrak jangka panjang. Kedepannya akan diperbanyak term kontrak dan mengurangi spot, term untuk security of supply sedangkan spot sifatnya flexibility.
Pemerintah terus memperhatikan harga minyak dan mengkaji pola penyesuaian harga minyak dan BBM yang tidak memberikan gejolak terlalu sering kepada masyarakat karena mempersulit perencanaan.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela









