Satelit Merah Putih 2 , Satelit Berkapasitas Besar Pertama Telkom Sanggup Jangkau Daerah Terpencil

0
557

(Vibizmedia – Jakarta) Dengan tujuan dapat terus menyediakan akses konektivitas yang merata di seluruh Indonesia, TelkomGroup telah meluncurkan Satelit Merah Putih 2.

Peluncuran Satelit Merah Putih 2 menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX pada 21 Februari 2024 dari Cape Canaveral, Florida, AS.

Satelit Merah Putih 2 sebagai satelit berkapasitas besar pertama milik Telkom Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas, cakupan, dan kemampuan jaringan secara signifikan.

Satelit ini memiliki tujuan utama membawa kapasitas tambahan, cakupan, serta kemampuan untuk TelkomGroup dalam menyediakan konektivitas yang lebih baik dan bermakna di seluruh Indonesia.

Demikian penjelasan Direktur Pengembangan Telkomsat Anggoro Kurnianto Widiawan, dalam satu wawancara yang dihelat untuk berbagi wawasan mengenai peluncuran Satelit Merah Putih 2.

Konektivitas tersebut, lanjut Anggoro, tidak hanya di area dengan populasi tinggi tetapi juga di daerah terpencil, termasuk di laut.

Anggoro mengungkapkan, Satelit Merah Putih 2 ini berbeda dengan satelit-satelit yang pernah di luncurkan Telkom karena berkapasitar besar.

Anggoro menjelaskan, dengan satelit ini Telkom ingin meningkatkan pengalaman pengguna hingga sepuluh kali lipat dibandingkan dengan satelit sebelumnya, juga memperluas cakupan dan menjangkau pengguna di wilayah terpencil.

Adapun target pelanggan, Anggoro menyebutkan, kapasitas satelit ini umumnya dipesan operator VSAT (Very Small Aperture Terminal) yang memanfaatkan kapasitasnya untuk melayani penggunanya seperti perusahaan, sektor perbankan, dan sektor pertambangan.

Ia menjelaskan, fase pertama akan sangat membantu operator VSAT untuk menyebarkan dan memperluas cakupan layanannya serta memperluas aplikasinya kepada pengguna.

Anggoro menggarisbawahi bahwa satelit merupakan bagian dari ekosistem konektivitas digital yang sangat kompetitif.

Diterangkannya, “Satelit memiliki karakteristik unik yang tidak sensitif terhadap jarak, yang berarti biaya konektivitas antara dua gedung di Jakarta akan sama dengan koneksi dari Jakarta ke Jayapura.”

“Dengan karakteristik unik ini, kami percaya permintaan untuk satelit kami akan terus meningkat,” yakin Anggoro.

Di akhir wawancara, Anggoro menyatakan harapannya bahwasanya Satelit Merah Putih 2 dapat memperkuat jaringan komunikasi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.