Kontribusi BUMN Sebesar 21,9 Persen Terhadap Total Penerimaan Negara

0
171
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sedang diwawancara para awak media. (Foto: Kementerian BUMN)

(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kontribusi BUMN kepada negara terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Erick Thohir menyampaikan penerimaan negara dari BUMN dalam bentuk pajak,  dividen dan PNBP lainnya sudah mencapai 21,9 persen dari total pendapatan negara di luar hibah untuk 2023.

Usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/3/2024), Erick menyatakan, kontribusi BUMN terhadap penerimaan fiskal ini meningkat terutama akibat pertumbuhan dividen yang meningkat dari Rp 39,7 triliun di 2022 menjadi Rp 81,2 triliun pada 2023. Erick menyebut kinerja apik ini dilandasi oleh realisasi estimasi laba bersih unaudited sebesar Rp 292 triliun.

Ia juga mengatakan bahwa estimasi laba bersih ini tumbuh 15 persen dibandingkan angka laba bersih tahun 2022 sebelum laba non-recurring Garuda.

Erick menambahkan, angka-angka laporan keuangan gabungan sedang dalam proses audit yang diharapkan akan selesai pada Mei-Juni 2024 seiring penyelesaian audit masing-masing BUMN.

Tak hanya itu, Erick mengatakan proporsi dividen BUMN saat ini lebih besar daripada penyertaan modal negara (PMN). Hal ini tentu merupakan kabar yang menggembirakan bagi kinerja dan kontribusi BUMN terhadap negara.

Erick menambahkan, sebelumnya sudah dirapatkan bahwa ada Rp13,6 triliun untuk PMN, dan ini merupakan bagian dari alokasi cadangan investasi tahun 2024 yang kalau dilihat kumulatif dan dividennya Rp81,2 triliun. Jadi, antara PMN dan dividen cukup jauh nilainya.

Dalam paparannya, Menteri BUMN itu membeberkan sebaran realisasi dan usulan PMN tunai 2020-2024 dengan total sebesar Rp226,1 triliun.

Rinciannya, Rp27 triliun pada 2020, Rp68,9 triliun pada 2021, Rp53,1 triliun pada 2022, Rp35,3 triliun pada 2023, dan Rp41,8 triliun pada 2024.
Sementara, total realisasi dan usulan dividen 2020- 2024 sebesar Rp279,7 triliun atau lebih besar dari PMN.

Adapun rincian dividen pada 2020 sebesar Rp43,9 triliun, Rp29,5 triliun pada 2021, Rp39,7 triliun pada 2022, Rp81,2 triliun pada 2023, Rp85,5 triliun pada 2024.

Erick juga menyatakn, untuk tahun depan ia mempersiapkan agar siapa pun menteri yang bertugas diharapkan paling tidak sudah punya catatan buat PMN dan dividen berikutnya.

Erick tak ingin penerusnya nanti kebingungan dalam melihat data PMN dan dividen. Hal ini merupakan hal yang penting untuk menetapkan target besaran PMN dan dividen berikutnya.

Erick menceritakan saat pertama kali menjabat menjadi menteri sempat kebingungan karena tidak tahu berapa besar jumlah PMN ataupun dividen nya. Jadi ia berharap paling tidak siapa pun menterinya nanti memiliki catatan jumlah PMN dan dividen.

Erick juga merencanakan target dividen dan PMN dibuat secara jangka panjang.Dengan demikian, menurutnya, BUMN dapat melakukan langkah strategis lebih matang dalam meningkatkan kontribusi untuk negeri.

“Jadi siapa pun yang akan masuk dia tidak benar-benar blank, tidak ngerti, tapi sudah bisa nuntunin apa yang kita lakukan saat ini,” kata Erick.