PMI Manufaktur Indonesia Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

0
161

(Vibizmedia – Nasional) Industri manufaktur tanah air masih terus berada pada fase  ekspansi. Ini kondisi yang bagus karena mampu memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan April 2024 berada di level 52,9.

“Kondisi pertumbuhan industri manufaktur masih tergolong sehat dan solid. Sejumlah perusahaan kembali menaikkan aktivitas pembelian dan menaikkan stok untuk siap menghadapi pertumbuhan pada bulan-bulan selanjutnya,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (2/5).

Agus menjelaskan, angka PMI manufaktur Indonesia pada April 2024 cukup menggembirakan dan di luar dugaan, mengingat pada bulan lalu terdapat libur nasional 10 hari yang tidak dialami oleh negara-negara lain. Namun, aktivitas industri manufaktur di tanah air masih bergeliat. “Ini yang menjadi kabar gembira, artinya produktivitas tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor,” terangnya.

PMI Manufaktur Indonesia pada April 2024 mampu melampaui PMI Manufaktur ASEAN (51,0). Terhadap beberapa negara, PMI Manufaktur Indonesia mampu mengungguli PMI Manufaktur Thailand (48,6), Malaysia (49,0), Myanmar (49,9), Taiwan (50,2), Vietnam (50,3), Filipina (52,2), China (51,4), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4), Inggris (49,1), dan Amerika Serikat (50,0).

Fase ekspansi PMI Manufaktur pada bulan keempat ini sejalan dengan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2024 yang berada di angka 52,3. Subsektor yang paling optimis dalam enam bulan ke depan adalah industri kertas dan barang kertas, diikuti industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri makanan.

“Kami tetap fokus menjalankan kebijakan strategis dalam mewujudkan industri yang berdaya saing, yakni melalui program substitusi impor, Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam,” papar Menperin.

Menperin kembali menegaskan, pihaknya bertekad terus memperjuangkan agar kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dapat dinikmati oleh seluruh sektor industri agar bisa mendongkrak daya saingnya. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian telah mengirimkan surat evaluasi program tersebut ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Jadi, kami berharap ESDM segera mengeluarkan kebijakan untuk memberikan HGBT sesuai dengan Perpres,” ujarnya.

Menperin meminta kementerian terkait dapat melihat cost and benefit dari kepentingan nasional yang utuh, yang akan memiliki manfaat bagi bangsa dan negara.

Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence menyampaikan, secara keseluruhan, April merupakan bulan yang positif untuk perekonomian manufaktur Indonesia.