
(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjadi pembicara dalam acara The 19th Intelligent Transport System Asia Pacific Forum di Jakarta pada Selasa (28/5/2024).
Dalam acara tersebut ia memberi kepastian bahwa penerapan sistem transaksi tol nontunai nirsentuh Multi Lane Free Flow (MLFF) akan dimulai secara bertahap pada akhir 2024.
Dalam siaran pers pada Selasa (28/5/2024) Menteri Basuki menyatakan, dari hasil uji coba pada Desember 2023 lalu di ruas tol Bali Mandara masih ada beberapa hal yang harus dievaluasi, termasuk teknis dan manajerial. Saat ini sudah ada solusi dari sisi manajerialnya. Ia optimis MLFF akan diimplementasikan secara bertahap dengan masih single lane atau hybrid masih dengan kartu (e-toll).
Menteri PUPR itu mengatakan bahwa pelaksanaan MLFF akan diterapkan secara bertahap, yaitu Single Lane Free Flow (SLFF) dengan barrier dan tapping (hybrid) dan dilanjutkan dengan masa transisi dimana diterapkan SLFF dengan barrier. Pada tahap selanjutnya yaitu SLFF tanpa barrier dan MLFF secara penuh.
Dalam hal ini teknologi yang digunakan tetap Global Navigation Satellite System (GNSS) jadi tetap membutuhkan aplikasi Cantas untuk melakukan transaksi pembayaran tol. Nantinya pelaksanaan SLFF akan diterapkan secara bertahap dimulai dari uji coba ruas Jalan Tol Bali Mandara. Kemudian jika sudah berhasil, nantinya akan dilakukan perluasan layanan kepada ruas lainnya.
Jika teknologi MLFF sudah mulai diimplementasikan pada seluruh jalan tol, pengguna wajib mendaftarkan data pribadi dan nomor kendaraan pada aplikasi Cantas sebelum memasuki jalan tol guna mendukung kedisiplinan pengguna dalam melakukan pembayaran. Oleh karena itu, pengguna jalan tol harus memperhatikan registrasi aplikasi Cantas dan kecukupan saldo sebelum memasuki jalan tol.
Menteri Basuki memastikan bahwa nantinya tidak akan ada penambahan biaya atau perubahan tarif tol bagi para pengguna tol saat beralih ke sistem MLFF.
Ia menambahkan, tidak akan ada membebani pengguna tol dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), termasuk tidak ada perubahan tarif dengan adanya MLFF ini.
Menteri Basuki juga mengatakan bahwa penerapan MLFF sendiri sudah ditetapkan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) karena salah satu tujuan utamanya untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan tol, bukan untuk kepentingan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau Pemerintah.
Kemudian menjadikan proyek ini memiliki peran penting dan berdampak positif serta akan melibatkan sinergi dari banyak sektor baik dari institusi maupun sektor industri. Hal ini sekaligus menunjukan bentuk keseriusan Pemerintah dalam mewujudkan implementasi MLFF di jalan tol agar dapat terlaksana.
President Director of Roatex Indonesia Toll System Attila Keszeg mengatakan bahwa siap mendengar segala masukan dari Pemerintah Indonesia bahwa diperlukan transisi untuk menuju MLFF, termasuk masih butuh banyak sosialisasi ke masyarakat terutama terkait proses registrasi kendaraan.
Attile menambahkan, proyek ini merupakan transformasi teknologi di jalan tol khususnya dalam transaksi pembayaran. Pihaknya terus bekerja sama dengan PUPR secara intensif untuk memulai penerapan tahapan MLFF di akhir 2024.
Sebagai informasi tambahan, saat sistem MLFF resmi diterapkan akan meniadakan antrian pada gerbang tol dan mengurangi polusi udara akibat berhentinya kendaraan di gerbang tol. Selain itu sistem MLFF itu sebagai wujud inovasi digitalisasi pembayaran tarif tol.








