BI Mempertahankan BI-Rate 6%, Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

0
317
BI Mempertahankan BI-Rate 6% Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Bank Indonesia

 

(Vibizmedia – Economy & Business) – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6% pada Oktober 2024. Setelah bulan sebelumnya menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, kembali ditahannya suku bunga acuan ini mempertimbangkan arah kebijakan moneter. Yaitu untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, ia mengatakan, kebijakan ini juga ditujukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terus menghadapi tekanan. Terutama akibat ketidakpastian pasar keuangan global yang dipicu oleh semakin panasnya konflik geopolitik di Timur Tengah.

“Fokus kebijakan moneter jangka pendek pada stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Perry. Yang disampaikan saat konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur BI di kantornya, Jakarta, Rabu (16/10/2024).

Alasan BI mempertahankan suku bunga acuan BI Rate tetap 6% karena ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global. Menurut Perry, konflik dan konvergensi kebijakan moneter negara maju menjadi pemicu meningkatnya ketidakpastian itu.

“Perkembangan ini memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global, termasuk dalam mendorong aliran masuk modal asing. Dan memperkuat stabilitas nilai tukar, guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

Ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang meningkat, berpotensi membuat pertumbuhan ekonomi global akan melambat ke depannya.
Sedangkan pada 2024 ini masih akan stagnan pertumbuhan ekonominya di kisaran 3,2%.

Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ia tegaskan juga masih mengalami pelemahan. Nilai tukar Rupiah pada Oktober 2024 (hingga 15 Oktober 2024) melemah sebesar 2,82% (ptp) dari bulan sebelumnya.

“Pelemahan nilai tukar tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan ketidakpastian global akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah,” kata Perry.

Ke depan rupiah diperkirakan akan stabil dan cenderung menguat seiring dengan fundamental perekonomian nasional yang terus membaik.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting