Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat (TNI AD) untuk mendukung pelaksanaan program optimasi lahan rawa (oplah) sebagai bagian dari upaya mewujudkan swasembada pangan. Kerja sama ini dirancang untuk memastikan program tersebut berjalan secara efektif, tepat sasaran, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kementan, Setyo Budiyanto, menjelaskan bahwa pengawalan dan pendampingan ini dilakukan sebagai tindak lanjut arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Mentan meminta agar kegiatan optimasi lahan rawa di berbagai daerah dapat berjalan secara optimal. Setyo menegaskan bahwa pihaknya berfokus pada arahan tersebut untuk memastikan bahwa pelaksanaan program dapat tercapai dan dipertanggungjawabkan.
Di lapangan, program ini melibatkan Babinsa TNI AD dan penyuluh pertanian yang bekerja sama mendampingi petani dalam menjalankan program optimasi lahan rawa. Untuk mendukung pengawalan tersebut, Kementan menggandeng Inspektorat Jenderal Angkatan Darat (Itjenad) serta Inspektorat Kodam yang berkoordinasi dengan Tim Pengawalan Provinsi dalam menangani hambatan yang mungkin terjadi.
Program ini diterapkan di 12 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan. Selama tahun anggaran 2024, Kementan dan TNI AD telah melakukan monitoring dan evaluasi, yang berlangsung pada akhir September 2024. Dari hasil pelaporan tersebut, ditemukan sejumlah kendala yang kemudian direkomendasikan kepada Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) untuk dikoordinasikan lebih lanjut dengan kepala dinas terkait.
Kerja sama ini dipastikan akan berlanjut, dengan hasil evaluasi tahun 2024 menjadi landasan penting untuk perbaikan dan pelaksanaan program swasembada pangan di tahun-tahun mendatang. Setyo menyampaikan harapannya agar masukan dari hasil evaluasi tersebut mampu meningkatkan kualitas implementasi program sehingga target swasembada pangan dapat tercapai secara maksimal.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga terus mendorong langkah-langkah ekstensifikasi dan intensifikasi lahan sebagai bentuk percepatan menuju swasembada pangan nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kedaulatan pangan di Indonesia. Amran optimistis bahwa program seperti pencetakan sawah baru, mekanisasi, dan peningkatan kapasitas petani muda dapat menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut. Ia menegaskan bahwa Kementan bergerak cepat dan tepat agar masyarakat Indonesia tetap memiliki akses terhadap pangan yang mudah dijangkau dan terjangkau.