Kemen PPPA Dorong Pemanfaatan Kuliner Lokal dalam Program Makan Bergizi

0
322
Wamen PPPA Veronica Tan dalam acara Pengenalan Pendidikan Berkarakter Berbasis Gastronomi Indonesia dalam Program Makan Bergizi Sekolah. (Foto : Kemen PPPA)

(Vibizmedia – Jakarta) Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Wamen PPPA), Veronica Tan, menyatakan dukungannya terhadap komitmen pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak Indonesia. Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan kearifan lokal dalam penyediaan gizi tersebut serta perlunya kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan program yang berkelanjutan.

Veronica mengungkapkan bahwa partisipasi orang tua menjadi kunci dalam menciptakan pola makan bergizi yang konsisten bagi anak-anak. Ia juga menyoroti Program Makan Bergizi di sekolah dan pesantren sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah untuk menangani permasalahan gizi di Indonesia. Menurutnya, program ini sejalan dengan Asta Cita ke-4 yang berfokus pada pemberian bantuan gizi untuk balita dan ibu hamil.

Ia menambahkan, upaya ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting, yang tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif mereka serta produktivitas dalam jangka panjang. Veronica menekankan bahwa perbaikan gizi sangat diperlukan untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Dalam mendukung penyediaan makanan bergizi, Veronica juga menekankan pentingnya pemanfaatan budaya kuliner lokal. Namun, ia mencatat bahwa masih ada masyarakat yang cenderung mengabaikan hasil alam di sekitarnya dan lebih memilih makanan instan, yang menyulitkan terpenuhinya kebutuhan gizi anak serta menciptakan pola ketahanan pangan yang berkelanjutan.

Kemen PPPA mengajak semua pihak, termasuk kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, guru, serta orang tua, untuk berkolaborasi menciptakan sistem yang holistik. Veronica mencontohkan bahwa guru bisa memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya menyediakan makanan bergizi di rumah, sehingga program makan bergizi tidak hanya berhenti di sekolah, tetapi juga membawa perubahan pola hidup sehat di masyarakat.

Veronica juga mendorong perhatian khusus terhadap pemenuhan gizi bagi perempuan, khususnya ibu hamil dan menyusui. Ia menyoroti pentingnya peran laki-laki dalam memastikan gizi ibu hamil dan anak terpenuhi, mengingat masih ada kasus di mana makanan sehat yang diberikan untuk ibu hamil justru dikonsumsi oleh suaminya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo, menyampaikan bahwa angka stunting di Indonesia masih tinggi, dan 68 kabupaten/kota berada dalam kondisi rawan pangan. Ia menekankan perlunya sinergi untuk memastikan makan siang bergizi dan ketahanan pangan di berbagai daerah agar sistem ini berjalan optimal.

Sementara itu, Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional, Nirjaini, mengungkapkan bahwa food waste atau sisa makanan masih menjadi tantangan dalam pelaksanaan program makan bergizi. Ia menyarankan adanya edukasi bagi siswa untuk menghabiskan makanan mereka, serta pengelolaan limbah makanan agar dapat dimanfaatkan secara ekonomi.

Ketua Dewan Pembina Indonesian Gastronomy Community (IGC), Nila Moeloek, menambahkan bahwa program makan bergizi dapat memperkaya wawasan kuliner anak-anak Indonesia. Namun, ia menekankan pentingnya peran guru dalam mendidik siswa untuk menghargai bahan baku makanan lokal dan mencintai kuliner Indonesia.