Banjir Rob di Pesisir Jakarta, Penyebab dan Solusinya

0
573
Pj Gubernur Jakarta, Teguh meninjau genangan banjir rob di pesisir Jakarta (Foto: Pemprov Jakarta)

(Vibizmedia – Jakarta) Fenomena banjir rob yang melanda pesisir Jakarta baru-baru ini menyebabkan beberapa wilayah tergenang air hingga ketinggian 100 sentimeter. Peristiwa ini tidak dipicu oleh curah hujan tinggi, melainkan oleh fase bulan purnama yang memicu peningkatan maksimal pasang air laut, sehingga air meluap ke daratan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menjelaskan bahwa pasang air laut dipengaruhi gravitasi bulan dan matahari. Ketika bulan berada dalam fase purnama, di mana permukaannya terlihat bulat sempurna, kondisi tersebut dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir pantai.

Menurut Ika, fenomena ini terkait dengan siklus pasang air laut. Pada saat pasang maksimum, terutama selama fase bulan purnama atau bulan baru, permukaan air laut naik dan mencapai daratan rendah di dekat garis pantai. Durasi banjir rob dapat bervariasi, tergantung pada siklus pasang surut, topografi wilayah, dan kondisi cuaca, dengan rata-rata berlangsung selama dua hingga enam jam. Untuk mengatasinya, Pemprov DKI Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa air, baik stasioner maupun mobile, guna mengalirkan air ke laut ketika aliran gravitasi tidak memadai.

Ika juga menyoroti pentingnya tanggul pengaman pantai yang sedang dibangun melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A sepanjang 39 kilometer. Program ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mencegah air laut masuk ke daratan saat pasang. Selain itu, sistem polder pengendali rob, yang dilengkapi bendung karet, juga tengah dikembangkan untuk menahan air laut agar tidak kembali melimpas ke daratan.

Untuk jangka panjang, upaya pengendalian penurunan muka tanah (land subsidence) dilakukan dengan memperluas Zona Bebas Air Tanah, membatasi penggunaan air tanah, dan mendorong penggunaan jaringan air perpipaan. Dinas SDA DKI Jakarta juga terus mengembangkan teknologi prediksi dan mitigasi banjir rob untuk memberikan peringatan dini kepada warga. Di sisi lain, pendekatan berbasis alam, seperti penanaman mangrove, sedang dilakukan bekerja sama dengan pihak swasta dan instansi terkait.

Selain upaya pemerintah, Ika mengimbau masyarakat untuk turut menjaga infrastruktur pesisir, seperti tanggul, tidak membuang sampah sembarangan, serta menggunakan jaringan air perpipaan guna mengurangi penurunan muka tanah yang menjadi salah satu penyebab banjir rob.