Profil Singapura, Pemimpin Digital di Wilayah Asia

0
2534

(Vibizmedia – Kolom) Singapura, sebuah negara dengan luas wilayah sekitar 728,6 km²  dengan populasi ssekitar 5,9 juta (2023) merupakan salah satu negara terkecil di dunia. Namun  negara kecil ini merupakan pemimpin di wilayah Asia dalam hal infrastruktur digital yang unggul, juga dukungan pemerintah terhadap transformasi digital.  Hal ini merupakan penilaian pada tahun 2023 dari IMD World Digital Competitiveness Ranking (WDCR), sebuah laporan tahunan yang diterbitkan oleh IMD World Competitiveness Center di Lausanne, Swiss, yang mengukur dan menganalisis sejauh mana sebuah negara menggunakan teknologi digital untuk mendorong transformasi ekonomi, sosial, dan kelembagaan.

WDCR menyebutkan Singapura,  Amerika Serikat, Swedia, Denmark dan Swiss adalah negara-negara yang berada di posisi teratas dengan infrastruktur digital yang kuat, tenaga kerja terampil, serta kebijakan inovasi yang mendukung.

Mari kita melihat berbagai kelebihan Singapura dalam hal infrastruktur digital:

  1. Memiliki Kecepatan Internet Broadband Tetap Peringkat Tinggi Dunia

Menurut laporan Speedtest Global Index (Oktober 2024) Singapura memiliki kecepatan rata-rata download sebesar 246,64 Mbps (termasuk yang tertinggi di dunia) dan kecepatan rata-rata upload sebesar  221,81 Mbps. Secara konsisten Singapura menduduki peringkat pertama atau kedua untuk broadband tetap di dunia.

Situs Cable.co.uk dari Inggris yang dikenal menerbitkan laporan tahunan tentang kecepatan internet global, termasuk peringkat berdasarkan rata-rata kecepatan unduhan (download), dalam laporannya pada tahun 2023 menyatakan bahwa Singapura adalah negara tercepat di dunia dalam hal rata-rata waktu mengunduh file besar (misalnya film 5GB hanya dalam waktu sekitar 3 menit).

Kecepatan ini dimungkinkan melalui infrastruktur fiber optik yang hampir mencakup 100% wilayah Singapura, ditambah dengan investasi besar dalam teknologi terbaru seperti 10 Gbps fiber broadband.

  1. Memiliki Kecepatan Internet Seluler Peringkat Tinggi Dunia

Singapura memiliki kecepatan rata-rata download sebesar  95,78 Mbps (termasuk peringkat 10 besar dunia) dan kecepatan rata-rata upload sebesar 16,53 Mbps.

Implementasi 5G yang sudah matang dan penyebaran infrastruktur seluler yang luas membuat Singapura menjadi salah satu pemimpin dalam kecepatan internet seluler di Asia Tenggara.

  1. Penetrasi Internet Singapura Hampir 100%

Tingkat penetrasi internet di Singapura hampir 100%, artinya hampir seluruh penduduk memiliki akses ke internet.

Hal ini didukung oleh kebijakan yang memastikan ketersediaan dan keterjangkauan internet di berbagai kalangan masyarakat, termasuk rumah tangga berpenghasilan rendah. Melalui program seperti Wireless@SG, masyarakat dan wisatawan bisa mendapatkan akses gratis ke internet di area publik, seperti pusat perbelanjaan, bandara, stasiun transportasi dan ruang publik lainnya.

  1. Memiliki Infrastruktur yang Mendukung Data Tinggi

Singapura memiliki National Broadband Network (NBN), yang memberikan akses jaringan fiber optik secara nasional ke seluruh rumah tangga, bisnis, dan institusi pemerintah.

Singapura adalah salah satu negara pertama di dunia yang memperkenalkan jaringan standalone 5G (5G SA) yang canggih secara komersial, memungkinkan transfer data yang lebih cepat dan konektivitas perangkat IoT yang lebih baik.

Singapura memiliki pusat data regional,  salah satu konsentrasi data center tertinggi di Asia, digunakan oleh perusahaan teknologi besar seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud, dan Microsoft Azure.

Berbagai Faktor yang Mendukung Singapura Memimpin dalam Kecepatan Internet:

Pemerintah Singapura telah lama berinvestasi secara besar-besaran dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur jaringan, termasuk fiber optik dan 5G.

Selain itu dengan ukuran wilayah yang kecil dan tingkat urbanisasi yang tinggi, penggelaran infrastruktur seperti kabel fiber optik dan menara seluler menjadi lebih mudah dibandingkan negara yang lebih besar.

Adanya komitmen pemerintah terhadap transformasi digital yang diwujudkan dengan visi menjadi Smart Nation, maka negara ini melakukan integrasi internet di semua aspek kehidupan, termasuk layanan publik, kesehatan, dan transportasi. 

Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan, Lawrence Wong, dalam peluncuran Smart Nation 2.0 pada 1 Oktober 2024. (Foto: smartnation.gov.sg)

Pemerintah gencar menginisiasi perkembangan digitalisasi yang mencakup pengembangan solusi digital untuk sektor kesehatan, transportasi, dan pendidikan.

Pemerintah Singapura juga mengembangkan ekosistem digital terintegrasi.  Dengan dukungan kebijakan proaktif, berbagai layanan publik dapat diakses secara digital, termasuk pembayaran, layanan kesehatan, dan sistem transportasi.

Singapura Menjadi  Model Transformasi Digital

Singapura adalah negara dengan ekonomi digital yang mapan dan inovatif. Negara ini adalah pusat dari ekosistem startup dan teknologi finansial (FinTech) di Asia Tenggara, dengan banyak perusahaan besar dan startup mendirikan kantor pusat regional di sana.

Selain itu Singapura juga sudah mengembangkan ekosistem E-commerce dan Mobile Payment dengan baik. Layanan seperti Grab, Shopee, dan layanan pembayaran seperti PayNow dan e-wallet lainnya sangat populer, mempercepat adopsi transaksi online di kalangan masyarakat.

Singapura juga menempati peringkat tinggi dalam Global Cybersecurity Index, berkat regulasi yang ketat dan investasi besar dalam keamanan siber. Ini membantu menciptakan kepercayaan bagi pengguna dan bisnis yang bergantung pada internet.

Banyaknya penyedia layanan internet (seperti Singtel, StarHub, dan M1) menciptakan persaingan untuk memberikan layanan berkualitas tinggi dengan harga kompetitif.

Dengan kecepatan internet yang tinggi dan infrastruktur digital yang kuat, Singapura tidak hanya menjadi salah satu negara termaju dalam sektor internet, tetapi juga menjadi model bagi banyak negara lain dalam pengembangan teknologi dan transformasi digital.

Kemajuan digital pesat di Singapura memberikan berbagai dampak yang signifikan di tingkat nasional, regional, dan global:

Menjadi Pusat Ekonomi Digital 

Singapura menjadi magnet investasi global.  Singapura menjadi lokasi utama untuk kantor pusat regional perusahaan teknologi seperti Google, Facebook, dan Amazon. Hal ini menarik investasi asing langsung (FDI) yang besar.

Dengan dukungan pemerintah dan infrastruktur digital canggih, Singapura menjadi ekosistem startup yang kompetitif, melahirkan unicorn di sektor fintech, logistik, dan teknologi kesehatan (misalnya Grab)

Mendorong pertumbuhan E-commerce dan Fintech dimana transaksi digital seperti pembayaran melalui e-wallet (misalnya PayNow) dan platform e-commerce sangat dominan, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis digital.

Digitalisasi di berbagai sektor (misalnya manufaktur, logistik, dan jasa) meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya, menjadikan Singapura salah satu negara dengan produktivitas tenaga kerja tertinggi.

Dengan adanya layanan digital yang mudah diakses dan inisiatif Smart Nation, warga Singapura memiliki akses mudah ke layanan publik, seperti layanan kesehatan telemedicine, transportasi pintar, dan aplikasi pemerintah seperti SingPass.

Selain itu sistem pendidikan di Singapura telah terintegrasi dengan teknologi, memungkinkan pelajar mengakses sumber belajar online, meningkatkan literasi digital, dan kesiapan menghadapi era digital.

Singapura mengalami suatu transformasi kehidupan kota, dengan menjadi Kota Cerdas (Smart City).  Singapura telah mengintegrasikan Internet of Things (IoT) untuk membuat kota lebih aman dan nyaman, seperti lampu jalan yang diotomatisasi, sistem transportasi pintar, dan manajemen energi yang efisien.

Menjadi Pemimpin Digitalisasi Regional

Singapura menjadi benchmark bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam pengembangan digital. Banyak negara di kawasan ini bekerja sama dengan Singapura untuk mempelajari dan mengadopsi teknologi serta kebijakan digitalnya.

Sebagai pusat teknologi Asia Tenggara, Singapura memfasilitasi kolaborasi lintas negara untuk startup, investasi, dan inovasi digital.

Dalam ekosistem ASEAN Siingapura memimpin upaya harmonisasi kebijakan digital ASEAN, seperti e-commerce lintas batas, data governance, dan transformasi digital dalam usaha kecil dan menengah (UMKM).

Dampak Secara Global

Singapura adalah hub utama pusat data global berkat stabilitas politik, konektivitas internet cepat, dan keamanan data yang ketat. Pusat data global seperti Google Cloud dan AWS memilih Singapura sebagai lokasi strategis untuk melayani pasar Asia Pasifik.

Dengan infrastruktur keamanan siber yang sangat kuat, Singapura memimpin dalam Global Cybersecurity Index dan sering menjadi rujukan bagi negara lain dalam mengembangkan kebijakan keamanan siber.

Singapura menjadi pusat pengembangan teknologi inovatif, seperti AI (Artificial Intelligence), blockchain, dan 5G. Penelitian dan kolaborasi dari universitas serta perusahaan teknologi global berbasis di Singapura sering memberikan dampak pada perkembangan teknologi dunia.

Singapura memegang peran penting dalam forum-forum internasional, seperti G20 dan World Economic Forum, untuk mendorong agenda transformasi digital yang lebih inklusif di tingkat global.

Tantangan yang Muncul

Kemajuan digital membuat ekonomi dan kehidupan masyarakat sangat bergantung pada teknologi, yang berisiko besar jika terjadi kegagalan sistem atau serangan siber.

Ketergantungan pada teknologi global juga menimbulkan tantangan dalam hal penguasaan teknologi strategis, seperti semikonduktor.

Keunggulan Singapura juga menciptakan jurang teknologi antara negara maju dan berkembang di Asia Tenggara, menghambat perkembangan ekonomi digital secara merata di kawasan.

Dengan digitalisasi besar-besaran, tantangan terkait privasi dan penggunaan data pribadi menjadi perhatian penting.

Bagaimana dengan Indonesia? 

Indonesia juga mengalami perkembangan pesat dalam penetrasi dan adopsi internet. 

Ada beberapa hal yang menjadi keunggulan Indonesia.  Pertama, Indonesia memiliki populasi internet yang sangat besar.  Dengan lebih dari 200 juta pengguna internet, Indonesia memiliki basis pengguna internet terbesar di Asia Tenggara, menjadikannya pasar potensial untuk e-commerce dan layanan digital.  

Menurut laporan “e-Conomy SEA 2024” yang dirilis pada November 2024 oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai USD 65 miliar pada tahun 2024, menjadikannya yang terbesar di Asia Tenggara.

Sementara konsultan Mckinsey & Co mencatat bahwa pasar e-commerce di Indonesia berada di posisi keenam sebagai negara dengan pasar terbesar di dunia.

Kedua, ekosistem Startup cukup berkembang di Indonesia.  Indonesia memiliki beberapa unicorn seperti Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak, serta berkembang pesat dalam industri fintech.

Ketiga, Indonesia memimpin dalam adopsi platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada, dan dikenal sebagai salah satu pengguna media sosial terbesar di dunia.

Beberapa tantangan yang harus diperbaiki di Indonesia adalah adanya kesenjangan akses internet dimana daerah perkotaan menikmati akses internet yang lebih baik dibandingkan pedesaan dan daerah terpencil. Selain itu meskipun penetrasi tinggi, kecepatan internet (terutama jaringan seluler) masih tertinggal dibandingkan Singapura dan Thailand.