Program Makan Bergizi Gratis Dimulai Hari Ini, Tahap Pertama Jangkau 26 Provinsi

0
442

(Vibizmedia – Nasional) Pemerintah Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025. Peluncuran tahap pertama program ini dimulai di 190 titik layanan yang tersebar di 26 provinsi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan akses gizi yang lebih baik.

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam keterangannya menyatakan bahwa ini adalah langkah besar untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan akses makanan bergizi, yang ia sebut sebagai investasi masa depan untuk Indonesia Emas 2045. Presiden juga menyebutkan bahwa jumlah titik layanan MBG akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 937 titik pada akhir Januari 2025, dengan fokus pada kelompok rentan seperti anak sekolah, santri, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menambahkan bahwa peluncuran program ini kurang dari 100 hari setelah pemerintahan Prabowo-Gibran dilantik menunjukkan komitmen besar pemerintah terhadap pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Program ini bertujuan untuk mengurangi malnutrisi dan stunting, memenuhi kebutuhan gizi sesuai standar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan UMKM, petani, dan nelayan.

Program MBG pada akhir Januari 2025 ditargetkan menjangkau 3 juta penerima manfaat, yang akan meningkat menjadi 15 juta pada akhir 2025 dan 82,9 juta pada 2029. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun pada 2025 untuk mendukung keberhasilan program ini.

Penyaluran makanan bergizi akan dilakukan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang terdiri dari koordinator, ahli gizi, dan akuntan/admin. Setiap SPPG akan melayani 3.000–4.000 penerima manfaat. Selain meningkatkan akses gizi, program ini diharapkan memperkuat ekonomi lokal, meningkatkan konsentrasi siswa di sekolah, serta menurunkan angka stunting dan malnutrisi di kelompok rentan.

Dengan manfaat yang luas, program ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam mencapai pembangunan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.