(Vibizmedia – Kolom) Negara dengan populasi besar memiliki berbagai keuntungan, meski juga menghadapi kendala dan tantangan. Terlebih lagi bagi negara yang memiliki bonus demografi, yaitu memiliki mayoritas penduduk usia produktif (15-64 tahun), akan meraih banyak keuntungan.
Grafik di atas membandingkan total populasi dan jumlah penduduk usia produktif (bonus demografi) antara India dan Indonesia. Grafik ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki persentase usia produktif yang lebih tinggi, India memiliki jumlah absolut yang jauh lebih besar karena populasinya yang sangat besar.
India dan Indonesia, Negara dengan Bonus Demografi
Negara dengan karakteristik memiliki populasi besar dan bonus demografi adalah India dan Indonesia. Pada tahun 2023, populasi Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 277 juta hingga 280 juta jiwa, menjadikannya negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat.
Situs resmi bigdata.bps.go.id menyatakan ndonesia telah memasuki periode bonus demografi sejak tahun 2015, dengan puncaknya diperkirakan terjadi antara tahun 2020 hingga 2035. Selama periode ini, persentase penduduk usia produktif mencapai lebih dari 64% dari total populasi.
Bahkan hasil Sensus Penduduk 2020 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa persentase penduduk usia produktif (15–64 tahun) terhadap total populasi pada tahun 2020 adalah sebesar 70,72%, dan diperkirakan median usia di sekitar 30 tahun. Hal ini menunjukkan populasi yang relatif muda. Bonus demografi ini menjadikan Indonesia memiliki waktu emas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan India memiiliki populasi sebesar 1,4 miliar, merupakan yang terbesar di dunia pada 2023, melampaui China. Sekitar 66% penduduk India berada dalam usia produktif (15-64 tahun). Situs ey.com menuliskan bahw India diproyeksikan akan mengalami bonus demografi hingga setidaknya tahun 2055-2056, dengan puncaknya sekitar tahun 2041 ketika proporsi penduduk usia kerja (20-59 tahun) mencapai 59%.
Pada tahun 2030, India diperkirakan memiliki 1,04 miliar penduduk usia kerja, dengan rasio ketergantungan mencapai titik terendah dalam sejarahnya, yaitu 31,2%.
Fakta bahwa India memiliki populasi yang relatif muda dengan usia median 28,4 tahun juga sangat penting. Sekitar 26% dari populasi berusia di bawah 14 tahun, sekitar 67% berada dalam rentang usia 15 hingga 64 tahun, dan 7% berusia di atas 65 tahun. Sebagai perbandingan, populasi berusia di atas 65 tahun di AS mencapai sekitar 17%, sementara di Eropa lebih dari 21%.
Situs tersebut juga menuliskan bahwa India akan menjadi penyedia sumber daya manusia terbesar di dunia. Sekitar 24,3% dari pertumbuhan tenaga kerja global dalam dekade mendatang akan berasal dari India. Hal ini sangat signifikan mengingat populasi di negara-negara maju yang menua dengan cepat, yang dapat menciptakan tantangan dalam pasokan tenaga kerja di berbagai sektor ekonomi global.
Keuntungan Sebuah Negara Memiliki Populasi Besar
Ada beberapa keuntungan memiliki populasi besar. Pertama, adanya pasar konsumen yang luas. Dengan jumlah penduduk yang besar, maka ada permintaan domestik yang tinggi, pasar domestik yang luas untuk barang dan jasa, menciptakan peluang besar untuk pengusaha, perusahaan, dan sektor ekonomi lainnya untuk berkembang. Populasi besar memungkinkan tercapainya skala ekonomi, di mana produksi barang dan jasa dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya produksi per unit. Ini memberi keuntungan kompetitif bagi perusahaan yang beroperasi di negara tersebut. Negara dengan populasi besar mengalami pertumbuhan konsumsi yang cepat, yang mendorong perkembangan sektor-sektor seperti e-commerce, otomotif, makanan, dan teknologi.
Ke dua, negara dengan populasi besar memiliki potensi untuk menghasilkan tenaga kerja dalam jumlah besar, yang sangat penting bagi sektor industri dan manufaktur. Ini bisa menjadi keunggulan kompetitif dalam dunia yang semakin mengglobal, di mana tenaga kerja murah dan terampil dibutuhkan. Populasi yang besar meningkatkan peluang untuk menciptakan talenta baru, termasuk inovator, wirausahawan, dan profesional yang dapat mengembangkan sektor-sektor teknologi, ilmiah, dan ekonomi. Negara dengan banyak penduduk usia produktif (15-64 tahun) dapat memanfaatkan bonus demografi, yang memberi dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi. Selama periode bonus demografi, lebih banyak orang bekerja dan berkontribusi pada pendapatan nasional.
Ke tiga, negara dengan populasi besar menarik lebih banyak investasi asing, karena pasar domestiknya yang besar menawarkan peluang bagi perusahaan internasional. Investasi ini bisa berupa investasi langsung asing (FDI) di berbagai sektor, seperti manufaktur, teknologi, dan infrastruktur. Negara besar dengan populasi muda yang melek teknologi menjadi pusat pertumbuhan sektor teknologi digital, seperti fintech, e-commerce, dan layanan berbasis aplikasi. Ini menarik minat investor global.
Ke empat, populasi besar mendorong pengembangan ekosistem startup dan teknologi, karena lebih banyak orang terlibat dalam inovasi dan penciptaan produk teknologi. Negara besar, terutama dengan populasi muda, menjadi tempat yang subur untuk pengembangan teknologi baru.
Negara dengan populasi besar sering kali berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Ini dapat menghasilkan tenaga kerja terampil dalam jumlah besar yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai sektor industri.
Ke lima, populasi besar sering kali tersebar di berbagai wilayah, yang memungkinkan negara untuk memanfaatkan beragam sumber daya alam dan kekuatan industri yang dapat berkontribusi pada diversifikasi ekonomi. Misalnya, sektor pertanian di pedesaan, sektor manufaktur di kota-kota besar, dan sektor jasa seperti teknologi dan pariwisata.
Dengan populasi besar dan permintaan domestik yang tinggi, negara bisa mendorong pengembangan industri lokal, mengurangi ketergantungan pada impor, dan meningkatkan ketahanan ekonomi.
Ke enam, negara dengan populasi besar sering kali memiliki pengaruh politik dan diplomatik yang lebih besar di panggung internasional. Ini dapat meningkatkan kemampuan negara tersebut untuk membentuk kebijakan internasional, berpartisipasi dalam organisasi global, dan memainkan peran penting dalam isu-isu dunia.
Negara besar dengan demografi beragam sering kali menjadi pusat budaya dan pariwisata, yang pada gilirannya dapat memperkuat daya tarik global dan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata.
Ke tujuh, negara dengan demografi besar memerlukan investasi besar dalam infrastruktur fisik dan digital (seperti transportasi, energi, dan konektivitas digital). Proyek infrastruktur besar ini dapat menciptakan lapangan kerja, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup.
Tantangan yang Dihadapi Jika Memiliki Populasi Besar
Namun negara dengan poulasi besar juga menghadapi berbagai tantangan tertentu seperti ketimpangan sosial dan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan.Juga tantangan keterbatasan infrastruktur dimana sering kali harus berinvestasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan. Selain itu pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, yang memerlukan solusi berkelanjutan.
Bagaimana India dan Indonesia Memanfaatkan Bonus Demografi yang Dimiliki
Sekarang mari kita lihat bagaimana India dan Indonesia memanfaatkan keuntungan demografi besar ini dalam beberapa sektor yang strategis.
- Sektor Teknologi dan Digital
India telah berkembang menjadi salah satu pusat startup terbesar di dunia, dengan kota-kota seperti Bengaluru, Hyderabad, dan Pune menjadi pusat inovasi teknologi. Menurut laporan NASSCOM (National Association of Software and Service Companies), India memiliki lebih dari 100 unicorn (perusahaan startup dengan valuasi lebih dari $1 miliar) per 2023. Dengan lebih dari 500 juta pengguna internet, sebagian besar dari mereka adalah generasi muda, India memanfaatkan populasi yang besar untuk mempercepat transformasi digital.
Dalam sektor Fintech dan E-Commerce, India memiliki sektor fintech yang sangat dinamis. Platform seperti Paytm, PhonePe, dan Google Pay memfasilitasi transaksi digital di negara dengan populasi besar. Di sektor e-commerce, Flipkart dan Myntra menjadi pemain dominan. Dengan lebih dari 400 juta pengguna ponsel pintar, India telah menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan teknologi global. Salah satu contoh sukses adalah UPI (Unified Payments Interface), sebuah sistem pembayaran digital yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi dengan mudah hanya menggunakan nomor ponsel. Ini telah membantu India mencatatkan salah satu volume transaksi digital terbesar di dunia.
Pemerintah India meluncurkan inisiatif Digital India pada tahun 2015 yang bertujuan untuk meningkatkan akses internet di seluruh negara dan memanfaatkan populasi besar untuk memperkenalkan teknologi baru, termasuk AI dan IoT. India berupaya mengubah negara menjadi ekonomi digital dengan memperluas akses internet dan memperkenalkan layanan publik berbasis teknologi. Proyek ini berfokus pada penyediaan konektivitas internet yang lebih baik di seluruh pelosok negeri, termasuk di daerah pedesaan, yang memungkinkan banyak individu untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital.
Indonesia adalah pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara, dengan pemain besar seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee yang berkembang pesat. Fintech di Indonesia juga tumbuh dengan pesat, dengan perusahaan seperti OVO, GoPay, dan Dana yang melayani ratusan juta pengguna. Masyarakat yang semakin melek teknologi dan semakin banyaknya pengguna smartphone mendukung pertumbuhan luar biasa sektor e-commerce ini. Menurut laporan Google-Temasek, e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai $82 miliar pada tahun 2025.
Indonesia juga menjadi rumah bagi banyak startup teknologi, terutama di sektor fintech, e-commerce, dan ride-hailing. Perusahaan seperti Gojek dan Tokopedia adalah contoh unicorn Indonesia yang mendominasi pasar Asia Tenggara. Gojek, misalnya, berkembang menjadi layanan super-app, yang menyediakan berbagai layanan mulai dari transportasi, pengiriman makanan, hingga pembayaran.
Dalam hal teknologi hijau, Indonesia berfokus pada pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan panas bumi. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah sambil mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
- Sektor Manufaktur dan Industri
India memiliki sektor manufaktur yang besar dan berkembang, terutama di industri otomotif. India adalah salah satu produsen mobil terbesar di dunia, dengan perusahaan seperti Tata Motors, Mahindra & Mahindra, dan Maruti Suzuki yang memanfaatkan pasar domestik yang besar. Dengan populasi yang mayoritas masih dalam usia produktif, India memiliki tenaga kerja yang besar dan murah. Hal ini menjadi daya tarik bagi perusahaan global yang ingin memanfaatkan biaya tenaga kerja yang rendah untuk memproduksi barang secara massal.
Indonesia juga memiliki sektor manufaktur yang berkembang pesat, terutama di industri tekstil, elektronik, dan produk konsumen. Sebagai contoh, Indofood adalah salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia, dan Krakatau Steel memanfaatkan tenaga kerja besar untuk memproduksi baja. Dengan urbanisasi yang pesat dan pertumbuhan populasi, Indonesia sedang berinvestasi besar dalam pengembangan infrastruktur manufaktur dan industri untuk mendukung pertumbuhan ini, seperti pembangunan kawasan industri dan pabrik-pabrik di luar Jawa.
- Sektor Infrastruktur dan Konektivitas
India memiliki proyek infrastruktur besar seperti Golden Quadrilateral yang menghubungkan empat kota besar (Delhi, Mumbai, Chennai, Kolkata) dengan jalan tol kelas dunia. Selain itu, Proyek Kereta Cepat Mumbai-Ahmedabad akan meningkatkan konektivitas antar kota besar.
Pemerintah India meluncurkan program Smart Cities Mission, yang bertujuan untuk membangun 100 kota pintar dengan sistem transportasi cerdas, pengelolaan energi, dan konektivitas internet untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Sementara itu Indonesia sedang mempercepat pengembangan infrastruktur jalan dan jembatan untuk meningkatkan konektivitas antar pulau. Proyek Tol Trans-Jawa dan Tol Trans-Sumatra merupakan bagian dari upaya besar untuk meningkatkan mobilitas barang dan orang di seluruh Indonesia.
Selain itu, dengan adanya proyek besar Pembangunan Ibu Kota Baru (Nusantara): Proyek besar ini bertujuan untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur dengan fokus pada pembangunan infrastruktur cerdas dan ramah lingkungan. Ini diharapkan dapat menjadi model baru bagi kota-kota lainnya di Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada Jakarta.
- Sektor Pendidikan dan Keterampilan
Dengan lebih dari 1,4 juta mahasiswa internasional yang belajar di India dan banyaknya universitas top seperti Indian Institute of Technology (IIT), India terus menjadi pusat pendidikan global. Sistem pendidikan tinggi di India mendukung inovasi, penelitian, dan pengembangan teknologi.
India juga berinvestasi dalam pelatihan keterampilan untuk tenaga kerja muda, terutama melalui inisiatif seperti Skill India, yang bertujuan untuk melatih 400 juta orang dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri pada tahun 2022.
Sementara pemerintah Indonesia juga memprioritaskan pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompetitif di pasar global. Program Link and Match di Indonesia bertujuan untuk menyesuaikan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Di Indonesia juga berkembang pendidikan digital dimana platform pendidikan online, seperti Ruangguru dan Zenius, menawarkan pendidikan berkualitas secara digital kepada pelajar di seluruh Indonesia, memungkinkan akses yang lebih luas ke pendidikan.
- Sektor Pariwisata dan Budaya
India memiliki warisan budaya dan sejarah yang kaya, dengan tempat-tempat ikonik seperti Taj Mahal, Varanasi, dan Jaipur yang menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Populasi yang besar juga berarti lebih banyak peluang untuk pengembangan pariwisata domestik. Menurut World Travel and Tourism Council, pariwisata memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi India, dengan lebih dari 10 juta wisatawan internasional yang datang setiap tahun.
Sementara di Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau, menawarkan potensi besar di sektor pariwisata, baik alam (seperti Bali, Raja Ampat, dan Lombok) maupun budaya (seperti Yogyakarta dan Bandung). Pemerintah Indonesia telah menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam ekonomi.
Dengan populasi besar, Indonesia memiliki pasar wisata domestik yang sangat potensial. Pemerintah juga berinvestasi dalam pengembangan desa wisata dan pariwisata berbasis keberlanjutan.











