Neraca Perdagangan Indonesia Maret 2025 Surplus US$ 4,33 Miliar Melanjutkan Surplus 59 Bulan Berturut-turut

0
328
Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2025 Surplus 5,49 Miliar Dollar AS.
Ilustrasi ekspor. FOTO: PELINDO

 

(Vibizmedia – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Surplus Neraca Perdagangan barang Indonesia pada Maret 2025 mencapai US$ 4,33 miliar. Atau meningkat sebesar US$ 1,23 miliar bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya, namun lebih rendah dibandingkan surplus pada bulan Maret 2024. Secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia (Januari-Maret 2025) mencapai US$ 10,92 miliar.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, neraca perdagangan Indonesia hingga Maret 2025 ini sudah mengalami surplus selama 59 bulan berturut-turut. Dimulai sejak Mei 2020.

Lebih lanjut, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 masih surplus karena nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor. Pada Maret 2025, kinerja ekspor mencapai US$ 23,25 miliar. Mengalami kenaikan baik secara bulanan atau tahunan masing-masing sebesar 5,95% dan 3,16%.

Sedangkan impor mencapai US$ 18,92 miliar, mengalami kenaikan secara bulanan atau tahunan masing-masing sebesar 0,38% mtm dan 5,34%.

Ekspor nonmigas Maret 2025 mencapai US$21,80 miliar. Angka ini naik 4,71 persen dibanding Februari 2025 dan naik 2,56 persen jika dibanding ekspor nonmigas Maret 2024.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2025 mencapai US$66,62 miliar atau naik 6,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$62,98 miliar juga naik 7,84 persen.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Maret 2025, komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah bijih logam, terak. Dan abu sebesar US$573,6 juta (4.154,80 persen).

Sementara yang mengalami penurunan terbesar adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$147,1 juta (20,58 persen).

Ekspor Indonesia pada Maret 2025 naik 5,95 persen dibanding Februari 2025, yaitu dari US$21.944,2 juta menjadi US$23.249,2 juta. Demikian juga dibanding Maret 2024, ekspor naik 3,16 persen.

Peningkatan ekspor Maret 2025 dibanding Februari 2025 disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas 4,71 persen dari US$20.816,3 juta menjadi US$21.796,3 juta. Demikian juga ekspor migas naik 28,81 persen, yaitu dari US$1.127,9 juta menjadi US$1.452,9 juta.

Peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 6,02 persen menjadi US$202,5 juta. Ekspor hasil minyak naik 79,32 persen menjadi US$586,5 juta, dan ekspor gas alam naik 8,86 persen menjadi US$663,9 juta.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari–Maret 2025 mencapai US$66.621,6 juta atau naik 6,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Sementara ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$62.983,9 juta atau naik 7,84 persen.

Total nilai ekspor nonmigas Maret 2025 ke 13 negara tujuan mencapai US$15.063,6 juta. Atau naik US$647,7 juta (4,49 persen) dibanding Februari 2025.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor ke sebagian besar negara tujuan utama seperti Tiongkok US$919,8 juta (21,50 persen). Lalu Amerika Serikat US$283,3 juta (12,08 persen); dan Korea Selatan US$106,3 juta (16,11 persen).

Sementara negara yang mengalami penurunan adalah Thailand US$460,5 juta (47,22 persen); India US$239,8 juta (14,54 persen). Dan Australia US$91,0 juta (23,20 persen).

Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa pada Maret 2025 mencapai US$4.158,0 juta dan US$1.731,5 juta. Atau ke ASEAN turun 8,07 persen dibanding Februari 2025, sedangkan ke Uni Eropa naik 16,12 persen dibanding Februari 2025.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting