Mendag Busan Dorong Partisipasi Waralaba dalam Business Matching Kementerian PerdaganganMendag Busan Dorong Partisipasi Waralaba dalam Business Matching Kementerian Perdagangan

0
245

(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Perdagangan Budi Santoso mendorong pelaku usaha waralaba untuk berpartisipasi dalam program business matching yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan, dan meminta Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) untuk mulai menjajaki peluang tersebut sejak Mei 2025. Ia menilai bahwa business matching bisa menjadi sarana efektif bagi para pelaku usaha waralaba dalam mencari pasar baru di luar negeri. Selain memperluas jangkauan sektor jasa, keikutsertaan waralaba juga diharapkan memperkaya ragam komoditas yang selama ini lebih banyak didominasi produk barang.

Pernyataan ini disampaikan oleh Mendag saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara “The 23rd International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA)” serta “International Culinary Expo (ICE) 2025” yang berlangsung di ICE BSD City, Banten. Ia menambahkan bahwa hingga kini, belum ada pelaku usaha waralaba yang terlibat dalam kegiatan business matching Kemendag, sehingga diperlukan dorongan lebih kuat untuk mengembangkan ekspor jasa.

Program business matching sendiri merupakan bagian dari prioritas Kemendag dalam perluasan pasar ekspor, dengan mekanisme penghubungan antara pelaku usaha dan perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri (perwadag), seperti Atase Perdagangan dan ITPC. Melalui sesi pitching, pelaku usaha dapat mempresentasikan produknya kepada perwadag, yang kemudian akan mencarikan calon pembeli potensial dan memfasilitasi pertemuan lanjutan.

Lebih lanjut, Mendag menyatakan bahwa waralaba memiliki peran penting dalam pengembangan kewirausahaan nasional karena menawarkan sistem usaha yang lebih mudah diakses, terstandardisasi, dan disertai dukungan dari pihak pemberi waralaba. Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan rasio kewirausahaan Indonesia, yang saat ini masih berada di angka 3,4 persen, jauh tertinggal dibanding negara-negara seperti Singapura dan Amerika Serikat. Waralaba dinilai sebagai salah satu strategi untuk mengejar ketertinggalan tersebut.

Pada tahun 2024, sektor waralaba di Indonesia telah menyerap hampir 98 ribu tenaga kerja, mencatat omzet sebesar Rp143,25 triliun, dan mengelola lebih dari 48 ribu gerai. Beberapa merek waralaba lokal juga telah berhasil menembus pasar luar negeri, termasuk Alfamart dan Ayam Gepuk Pak Gembus.

Ketua Umum AFI, Anang Sukandar, menyampaikan bahwa potensi waralaba Indonesia sangat besar, terutama di sektor makanan dan minuman, yang mendominasi sekitar 55 persen waralaba di negara-negara seperti AS, Australia, dan Malaysia. Ia mendorong pengusaha untuk mengembangkan usaha berbasis kuliner lokal yang memiliki peluang ekspor tinggi.

Salah satu waralaba yang hadir dalam ajang IFRA x ICE 2025 adalah Kopi Titik Koma. Salah satu pendirinya, Ditya Wardhana, berharap pemerintah memberikan dukungan lebih terhadap pengembangan merek waralaba lokal, terutama yang memiliki kandungan dalam negeri tinggi. Ia menekankan pentingnya kemudahan perizinan dan perlindungan hukum sebagai bagian dari upaya memperkuat daya saing merek Indonesia di pasar global.