Kemenperin Genjot Daya Saing Industri Tekstil Lewat Pendidikan Vokasi dan Kebijakan Strategis

0
578

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional yang tengah menghadapi tantangan global. Salah satu fokus utama adalah mendorong kebijakan strategis guna mempercepat pertumbuhan sektor ini agar dapat kembali memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan Kemenperin adalah penyediaan tenaga kerja terampil di bidang tekstil dan garmen. Melalui unit pendidikan vokasi di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kemenperin mencetak sumber daya manusia industri yang kompeten dan siap terjun ke dunia kerja.

“Industri TPT merupakan sektor andalan karena bersifat padat karya dan berorientasi ekspor. Oleh karena itu, kebutuhan akan tenaga kerja terampil masih sangat tinggi untuk mendukung produktivitas sektor ini,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan resmi, Rabu (30/4).

Menurut data Kemenperin, industri TPT menempati posisi kelima sebagai penyumbang terbesar ekspor manufaktur nasional. Sepanjang tahun 2024, nilai ekspor sektor ini mencapai USD 11,96 miliar atau 6,08 persen dari total ekspor manufaktur, dengan pertumbuhan ekspor sebesar 2,67 persen dan penurunan impor sebesar 6,20 persen. Hal ini mendorong surplus neraca perdagangan hingga 20,99 persen.

Sampai Agustus 2024, sektor TPT juga menyerap 3,97 juta tenaga kerja, atau sekitar 19,9 persen dari total pekerja di sektor manufaktur. Selain itu, kontribusi industri ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat tumbuh sebesar 4,26 persen secara tahunan (c-to-c).

Agus menambahkan bahwa Kemenperin memiliki dua institusi vokasi unggulan khusus di bidang TPT, yaitu Politeknik STTT Bandung dan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo). “Kampus-kampus ini mampu mencetak lulusan yang 100 persen terserap di dunia industri, bahkan ada yang sukses berwirausaha,” jelasnya.

Kepala BPSDMI, Masrokhan, menjelaskan bahwa permintaan industri terhadap lulusan vokasi Kemenperin terus meningkat. Berdasarkan data tracer study BPSDMI, permintaan dari industri terhadap lulusan Politeknik STTT dan AK-Tekstil Solo mencapai lebih dari 600 orang per tahun.

Lebih lanjut, Masrokhan menegaskan bahwa BPSDMI memiliki misi menghasilkan SDM industri yang kompeten, terampil, dan berdaya saing tinggi. Strategi yang diterapkan antara lain melalui pendidikan sistem ganda (dual system), penguatan link and match dengan industri, serta penerapan teknologi industri 4.0 dalam proses pembelajaran.

“Dengan melibatkan industri secara langsung, siswa dan mahasiswa kami dibekali keterampilan sesuai kebutuhan lapangan, sehingga siap kerja setelah lulus,” katanya.

Masrokhan juga menambahkan bahwa Kemenperin terus berupaya meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan vokasi melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari mitra industri, kementerian/lembaga, asosiasi, hingga institusi pendidikan dalam dan luar negeri.

Tingginya minat terhadap pendidikan vokasi Kemenperin terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 83.738 orang pada tahun 2024, jauh melampaui target rasio 1:10.

Saat ini, Kemenperin membuka pendaftaran siswa dan mahasiswa baru untuk seluruh unit pendidikan vokasi melalui Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) Bersama 2025. Pendaftaran dibuka dari 22 April hingga 31 Mei 2025 secara daring melalui situs jarvis.kemenperin.go.id.