Pengamat: Perekonomian Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Gejolak Global

0
261
Foto; Info Publik

(Vibizmedia – Jakarta) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I 2025. Di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian, angka ini dianggap sebagai bukti ketahanan ekonomi nasional dan cerminan optimisme ke depan.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai pencapaian ini sebagai sinyal positif. “Saat ekonomi Amerika Serikat mengalami kontraksi -0,3 persen dan Jerman hanya tumbuh 0,2 persen, Indonesia tetap tumbuh ekspansif. Ini mencerminkan kekuatan struktural ekonomi kita,” ujarnya kepada InfoPublik, Selasa (6/5/2025).

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi motor utama pertumbuhan dengan laju 4,89 persen yoy. Sektor ekspor juga mencatat kinerja baik dengan pertumbuhan 6,78 persen, meskipun kondisi pasar global masih lemah. Sebaliknya, belanja pemerintah mengalami kontraksi -1,38 persen, menandakan proses normalisasi setelah pemilu 2024.

“Pertumbuhan di tengah melambatnya belanja negara menunjukkan bahwa peran sektor swasta dan konsumsi masyarakat semakin dominan. Ini adalah peluang bagi pemerintah untuk mempercepat arah kebijakan pertumbuhan yang lebih fokus,” jelas Fakhrul.

Secara sektoral, sektor pertanian mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,52 persen, didorong oleh panen raya dan program ketahanan pangan, dengan kontribusi 1,1 persen terhadap PDB. Sektor manufaktur tumbuh 4,55 persen, perdagangan naik 5,03 persen, dan sektor informasi dan komunikasi tumbuh signifikan sebesar 7,72 persen. Kombinasi pertumbuhan di sektor tradisional dan digital memperkuat proses transformasi ekonomi nasional.

Fakhrul menambahkan bahwa kebijakan seperti program Makan Bergizi Gratis akan memperkuat sektor pertanian dan ketahanan pangan. Ia juga menekankan pentingnya konsistensi dalam eksekusi kebijakan fiskal untuk menjaga momentum pertumbuhan ke depan.

“Pemerintah harus cermat dan cepat dalam mengeksekusi belanja strategis dan proyek nasional agar tetap mampu meredam tekanan eksternal seperti perlambatan global dan tensi geopolitik,” pungkasnya.