Kemkomdigi Dorong Pemanfaatan AI untuk Perluas Inklusi Keuangan

0
218
Wamenkomdigi Nezar Patria berbicara di acara Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025: Financial Inclusion to Support Asta Cita di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat (Foto: Komdigi)

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan artifisial (AI), sebagai sarana memperluas inklusi keuangan nasional. Upaya ini dilandaskan pada tiga pilar utama: pembangunan infrastruktur digital, peningkatan literasi digital, dan regulasi yang inklusif — sejalan dengan visi Asta Cita dan Indonesia Emas 2045.

“Teknologi bukan sekadar alat, tapi jembatan yang menghubungkan jutaan masyarakat, termasuk UMKM dan kelompok rentan, ke sistem keuangan formal,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, saat membuka Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025 di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Nezar juga menyoroti potensi teknologi lain seperti blockchain yang dapat menciptakan sistem transaksi keuangan yang transparan dan aman. Ia menyebut bahwa integrasi layanan keuangan ke dalam aplikasi digital seperti e-commerce dan transportasi daring semakin mempermudah akses keuangan masyarakat.

Ia menambahkan bahwa Digital Public Infrastructure (DPI) — yang meliputi identitas digital, sistem pembayaran, dan pertukaran data — menjadi katalis penting untuk memberdayakan masyarakat dalam transformasi digital.

“Dengan inovasi dan kolaborasi, kita bisa memastikan tidak ada yang tertinggal dalam proses digitalisasi,” tegas Nezar.

Nezar juga mengungkapkan bahwa dari 400 juta UMKM di negara berkembang, sekitar 345 juta masih berada di sektor informal. Namun, contoh sukses digitalisasi dari Ubank (Pakistan) dan Erada Microfinance (Mesir) menunjukkan bahwa teknologi dapat menjangkau kelompok rentan secara efektif.

Di Indonesia, Indeks Inklusi Keuangan telah mencapai 80,51 persen. Namun, tingkat literasi keuangan masih tertinggal di angka 66 persen, dengan dominasi pada sektor perbankan, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).