Pembukaan APEC MRT 2025 di Jeju: Indonesia Dorong Peran Strategis APEC di Tengah Dinamika Global

0
501
Foto: Kemendag

(Vibizmedia – Korea Selatan) Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, menghadiri sesi pembukaan Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC Ministers Responsible for Trade/APEC MRT) 2025 yang berlangsung pada Kamis (15/5) di Pulau Jeju, Korea Selatan. Pertemuan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, 15–16 Mei 2025, dengan tiga agenda utama: inovasi perdagangan berbasis kecerdasan buatan, penguatan sistem perdagangan multilateral, dan perdagangan berkelanjutan.

“Kami berharap APEC MRT 2025 dapat berlangsung secara konstruktif dan menghasilkan solusi nyata untuk tantangan perdagangan global saat ini,” ujar Mendag Budi Santoso menjelang sesi pembukaan.

Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan, Investasi, dan Energi Korea Selatan sekaligus Ketua APEC MRT 2025, Inkyo Cheong, menekankan pentingnya peran APEC dalam memperkuat sistem perdagangan multilateral di tengah tantangan global. Ia juga menyampaikan harapannya agar hasil diskusi APEC MRT dapat berdampak luas dan berkontribusi secara global.

Cheong juga menyoroti nilai-nilai kemasyarakatan yang dijunjung tinggi di Pulau Jeju sebagai fondasi penting dalam membangun dialog dan kolaborasi di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.

Dalam kesempatan ini, Mendag Budi turut didampingi oleh Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag RI, Djatmiko Bris Witjaksono.

Inovasi Digital dan Kecerdasan Buatan Jadi Sorotan

Sesi pertama APEC MRT 2025 membahas tema “Inovasi Kecerdasan Buatan untuk Fasilitasi Perdagangan”. Dalam paparannya, Mendag Budi menekankan bahwa pesatnya perkembangan kecerdasan buatan dan teknologi digital menuntut negara-negara anggota APEC menjembatani kesenjangan pembangunan untuk mewujudkan perdagangan digital yang adil dan berkelanjutan.

“Indonesia percaya bahwa perdagangan digital yang adil hanya dapat tercapai melalui kolaborasi kolektif yang berlandaskan semangat kerja sama dan nilai-nilai inklusif. Manfaat perdagangan digital harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” tegasnya.

Ia menambahkan, APEC dapat mengatasi kesenjangan ini melalui investasi berkelanjutan dalam infrastruktur digital, pertukaran praktik terbaik, peningkatan kapasitas, serta pengembangan keterampilan digital bagi tenaga kerja di kawasan.

Selain itu, APEC juga didorong untuk memimpin pembentukan regulasi yang adil dan adaptif, menjaga persaingan usaha yang sehat, serta menyederhanakan prosedur perdagangan demi mendukung pertumbuhan yang inklusif.

Mendag Budi juga menggarisbawahi potensi besar teknologi digital dan kecerdasan buatan dalam mendukung inovasi perdagangan, seperti menyederhanakan prosedur lintas batas, memperkuat ketahanan rantai pasok, serta memberdayakan UMKM melalui platform digital.

Namun, ia mengingatkan bahwa di balik peluang transformasional ini, terdapat tantangan besar seperti kesenjangan digital, ketimpangan akses, potensi gangguan pada pasar tenaga kerja, isu tata kelola data, hingga risiko penyalahgunaan teknologi.

Untuk itu, Mendag Budi mendorong APEC membentuk ekosistem digital yang inklusif, selaras dengan Visi Putrajaya 2040, guna menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat APEC.

“APEC memiliki posisi strategis dalam membentuk ekosistem digital yang inklusif, terbuka, dan saling terhubung. Kerja sama regional, interoperabilitas sistem, serta komitmen untuk tidak meninggalkan siapa pun adalah kunci utama,” tutup Mendag.