Kemitraan Pendidikan Indonesia–Inggris: Membuka Akses Perguruan Tinggi Global di Indonesia

0
416
Foto: Kemenko Perekonomian

(Vibizmedia – Jakarta) Pemerintah terus memperkuat sektor pendidikan melalui kolaborasi strategis dengan mitra internasional, sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memperluas akses terhadap pendidikan berstandar global. Inisiatif ini diarahkan untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan kompetitif secara global.

Salah satu bentuk konkret kerja sama tersebut adalah peresmian Kampus Internasional King’s College London (KCL) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari. Sebagai tindak lanjut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey, International Education Champion UK Professor Sir Steve Smith, serta perwakilan perguruan tinggi dari Russell Group, pada Jumat (30/5). Mereka bersama-sama melaporkan rencana kolaborasi pendidikan ini kepada Presiden Prabowo Subianto di Kediaman Hambalang.

Delegasi Inggris menyampaikan komitmen untuk menjalin kemitraan jangka panjang dengan Indonesia di bidang pendidikan. Pemerintah Inggris juga menyatakan bahwa Indonesia merupakan mitra prioritas dalam program kerja sama pendidikan internasional mereka. Russell Group sendiri merupakan konsorsium 24 universitas ternama di Inggris, dengan seluruh anggotanya termasuk dalam 200 besar dunia—empat di antaranya bahkan menempati peringkat 10 teratas secara global.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama 2,5 jam tersebut, Presiden Prabowo menyambut baik rencana kolaborasi ini. Turut hadir pula Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Delegasi Inggris menegaskan bahwa kualitas pendidikan yang ditawarkan kampus UK di Indonesia akan setara dengan induknya di Inggris, namun dengan biaya yang lebih terjangkau dan disesuaikan dengan konteks lokal. Selain itu, mereka juga membuka peluang kerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri untuk memperluas akses pendidikan tinggi berkualitas internasional bagi generasi muda Indonesia.

Program yang direncanakan meliputi pendidikan sarjana, pascasarjana, pelatihan, serta riset. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mendukung pengembangan SDM, tetapi juga mendorong inovasi dan keterlibatan dengan dunia industri.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menekankan pentingnya percepatan dalam pengembangan SDM. Presiden menargetkan program pendidikan ini dapat menjangkau hingga 10.000 mahasiswa dalam waktu dekat.

“Pengembangan SDM dimulai dari hulu melalui pemenuhan gizi lewat Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan di hilir melalui pendidikan berkualitas. Presiden tidak ingin menunggu 10 hingga 15 tahun—beliau ingin langkah konkret dilakukan segera,” tegas Menko Airlangga.