Diaspora Indonesia di Inggris Didorong Jadi Garda Terdepan Pengembangan AI Berbasis Soft Skills

0
197
Wamenkomdigi Nezar Patria dalam acara bertajuk

(Vibizmedia – London)  Para profesional muda, mahasiswa, dan komunitas teknologi asal Indonesia yang berada di London, Inggris, diajak untuk aktif berkontribusi dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI), khususnya melalui penguatan kemampuan non-teknis atau soft skills.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) RI, Nezar Patria, menegaskan pentingnya peran generasi muda diaspora dalam menghadapi tantangan era digital.

“Untuk para profesional muda, mahasiswa, dan komunitas teknologi di sini, saya ingin sampaikan: kalian adalah garda terdepan dalam menghadapi era digital. Kemampuan untuk terus belajar, adaptif terhadap perubahan teknologi, serta memiliki soft skills seperti berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif, adalah kunci agar tetap unggul dan relevan di masa depan,” ujarnya dalam keterangan terkait acara Investing in Indonesia AI’s Future di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Minggu (15/6/2025).

Acara ini menjadi wadah strategis memperkuat kerja sama antara diaspora Indonesia dan komunitas teknologi di Inggris dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, khususnya lewat pengembangan AI yang etis, inklusif, dan berdampak produktif.

Dalam forum tersebut, Nezar memaparkan visi Indonesia yang menjadikan AI sebagai motor utama transformasi digital untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan status negara berpendapatan tinggi.

“Peta Jalan AI Nasional disiapkan sebagai fondasi penting untuk memastikan arah pengembangan AI yang etis dan inklusif, sekaligus produktif di berbagai sektor,” jelasnya.

Ia juga menekankan peluang besar AI di Indonesia, mulai dari kekayaan budaya, bahasa, hingga keragaman sosial-ekonomi yang mendukung pengembangan teknologi pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) multibahasa dan solusi berbasis akar rumput.

Nezar menyoroti keunggulan demografi Indonesia: populasi muda yang melek digital dan posisi strategis Indonesia secara geopolitik sebagai jembatan antara negara-negara global utara dan selatan dalam diplomasi AI.

Ia pun menjelaskan strategi Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dalam menyiapkan talenta AI Indonesia.

“Fokus kami ada pada dua aspek: kuantitas untuk menjawab kebutuhan pasar yang terus meningkat, dan kualitas agar SDM kita mampu bersaing secara global,” ungkap Nezar.

Lebih jauh, ia juga menjelaskan pendekatan adaptif Indonesia dalam regulasi teknologi. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara mendorong inovasi dan memastikan penerapan etika yang kuat dalam AI.

Pendekatan ini mencakup prinsip-prinsip utama yang memberikan kepastian hukum, mencegah tumpang tindih kebijakan, serta mendorong inovasi melalui skema seperti pedoman lunak (soft guidance), kerangka kerja, hingga sandbox regulasi.