Telkom Luncurkan Program Penanganan Stunting Terpadu Berbasis Teknologi dan Komunitas

0
182
Stunting
Program Stunting Terpadu. FOTO: TELKOM

(Vibizmedia-Nasional) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) secara resmi meluncurkan program penanganan stunting terpadu yang menggabungkan inovasi teknologi digital dengan pemberdayaan komunitas lokal. Program ini telah dilaksanakan sejak Maret hingga Juni 2025 di empat wilayah prioritas, yakni Pamekasan (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Senaru (NTB).

Mengangkat pendekatan berbasis komunitas serta pemanfaatan teknologi digital, inisiatif ini bertujuan memberikan solusi konkret terhadap persoalan stunting yang masih menjadi tantangan serius di berbagai daerah. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Nusa Tenggara Timur tercatat sebesar 37,9%, tertinggi secara nasional.

Salah satu terobosan dalam program ini adalah peluncuran aplikasi digital “Stuntinghub” yang dikembangkan oleh Telkom. Aplikasi ini memungkinkan para kader kesehatan lokal untuk mencatat, memantau, dan melaporkan pertumbuhan anak secara berkala, memperkuat pendekatan berbasis data dalam penanganan stunting.

Program dimulai dengan kegiatan Training of Trainer (ToT) bagi para kader kesehatan di masing-masing wilayah. Mereka dibekali dengan keterampilan digital dan pemahaman mendalam tentang stunting serta pentingnya gizi anak, terutama pada periode emas 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Setelah pelatihan, kader langsung bergerak ke lapangan melakukan penyuluhan di puskesmas, balai desa, dan tempat ibadah, sekaligus mulai mengoperasikan aplikasi Stuntinghub untuk mendukung pemantauan gizi anak secara real time.

Sebagai bagian dari intervensi, Telkom juga menggelar program 90 Hari Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak dengan status gizi buruk. Menu makanan dibuat berdasarkan pangan lokal, seperti nasi jagung, pepes ikan, bubur labu, dan sayur kelor, yang dimasak langsung oleh para kader menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan setempat. Distribusi makanan dilakukan setiap hari ke rumah-rumah sasaran.

Di Kabupaten Manggarai Barat, peluncuran program mendapat sambutan hangat. Acara dihadiri oleh Wakil Ketua PKK Ibu Maria Falentina Meli, Kepala Dinas Kesehatan Adrianus Ojo, Kepala Telkom Labuan Bajo Natris Humris, perwakilan dari Yayasan Sundelion Rizkiana Putri, dan jajaran Puskesmas Batu Cermin.

Antusiasme warga sangat tinggi. Di Desa Senaru, NTB, salah satu penerima manfaat, Liana Sari, menyampaikan bahwa kehadiran program ini sangat membantu masyarakat yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan.

“Kami tinggal di kaki gunung, kadang akses ke puskesmas susah. Dengan adanya program ini, kader sering datang membawa makanan sehat dan memeriksa perkembangan anak saya. Saya juga diajari cara memasak dari bahan yang ada di kebun sendiri,” ujarnya.

Hery Susanto, Head of Social Responsibility Telkom, menjelaskan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen Telkom untuk memperluas dampak sosial melalui digitalisasi yang menyentuh akar permasalahan bangsa.

“Kami percaya bahwa digitalisasi harus mampu menjangkau akar permasalahan sosial, termasuk isu stunting yang sangat krusial. Melalui Stuntinghub, kami tidak hanya menghadirkan solusi teknologi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal sebagai pelaku utama perubahan,” ungkap Hery.

Program ini juga menjadi kontribusi nyata Telkom dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan) dan poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dengan menekankan strategi jangka panjang berbasis teknologi, data, dan peran aktif komunitas lokal.

Melalui inisiatif ini, Telkom mempertegas posisinya sebagai katalisator perubahan sosial yang membawa dampak nyata bagi kesehatan anak dan masa depan bangsa yang lebih tangguh.