Kinerja Gemilang Industri Mainan Anak Nasional, Ekspor Meningkat di Tengah Persaingan Global

0
265
Ekspor mainan anak
Ekspor industri mainan anak. FOTO: PEMPROV JATENG

(Vibizmedia-Nasional) Industri mainan anak Indonesia menunjukkan kinerja gemilang dalam beberapa tahun terakhir dengan mencatatkan surplus neraca ekspor-impor selama lima tahun berturut-turut. Di tengah tantangan ekonomi global, sektor ini tetap tumbuh positif dan menjadi salah satu kekuatan baru dalam ekspor manufaktur nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku industri mainan anak nasional yang telah menunjukkan ketangguhan dan daya saing tinggi di tingkat internasional.

“Ini merupakan pencapaian yang membanggakan sekaligus membuktikan ketahanan industri manufaktur Indonesia dalam menghadapi disrupsi ekonomi global,” ujar Agus Gumiwang saat menghadiri acara pelepasan ekspor PT Royal Regent Indonesia (RRI) di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, Kamis, 19 Juni 2025.

Berdasarkan data Kemenperin, nilai ekspor industri mainan anak Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD610 juta, tumbuh 13,8% dibanding tahun sebelumnya. Amerika Serikat menjadi pasar terbesar dengan kontribusi 48% dari total ekspor, disusul oleh Inggris, Singapura, China, dan Jerman.

Produk-produk unggulan ekspor antara lain boneka, mainan berbahan lembut (stuffed toys), mainan blok, model skala, dan mainan lainnya. Produk mainan anak buatan Indonesia bahkan berkontribusi sebesar 2% atau senilai USD289 juta dari total impor mainan anak Amerika Serikat di tahun 2024, menandakan peluang besar untuk penetrasi pasar yang lebih luas.

Salah satu pelaku industri yang menonjol adalah PT Royal Regent Indonesia (RRI), perusahaan bagian dari Walden Toys Group Hong Kong yang mulai beroperasi penuh sejak November 2023. Dalam kegiatan ekspor terbarunya, PT RRI mengirimkan enam kontainer produk mainan senilai USD 688.662 (Rp11 miliar) ke berbagai negara tujuan.

Total nilai ekspor PT RRI sejak beroperasi telah mencapai USD28 juta, dengan kapasitas produksi mencapai 850.000 unit per bulan. Produk seperti kursi mainan anak, baju boneka, dan traktor mainan telah menembus pasar Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Eropa.

“Langkah ini merupakan bagian dari penetrasi produk industri mainan anak nasional ke pasar global. Kami optimistis industri ini akan terus berkembang dengan memenuhi standar keselamatan dan kualitas internasional,” tegas Agus Gumiwang.

PT RRI juga telah menjadi pemasok untuk merek-merek global seperti Target, Disney, dan Walmart. Pada musim puncak, perusahaan ini dapat menyerap hingga 1.700 tenaga kerja, mencerminkan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar.

Menurut Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-22 dunia sebagai negara eksportir mainan dengan pangsa pasar 0,48%, menunjukkan potensi besar untuk peningkatan kontribusi di masa mendatang.

“Saat ini terdapat 204 unit usaha industri mainan anak di Indonesia, terdiri dari 124 industri besar dan sedang, 80 industri kecil, serta 10 sentra IKM,” jelas Reni.

Sentra IKM tersebar di Jawa Barat (5 sentra), Jawa Tengah (4 sentra), dan Jawa Timur (1 sentra). Industri ini telah menyerap lebih dari 37.000 tenaga kerja, menjadikannya sektor padat karya yang strategis.

Pertumbuhan sektor industri mainan turut mendorong performa industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan data World Bank dan UN Statistics, Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2023 mencapai USD255,96 miliar, menempatkan Indonesia di peringkat ke-12 dunia dan ke-5 di Asia, serta tertinggi di ASEAN.

Sementara itu, menurut data BPS triwulan I 2025, kontribusi industri manufaktur terhadap PDB mencapai 17,50%, meningkat dari 17,47% pada periode yang sama tahun lalu.

Ekspor sektor manufaktur juga mendominasi perdagangan nasional. Tahun 2024, ekspor sektor ini mencapai USD 196,5 miliar (74,25% dari total ekspor nasional). Pada triwulan I 2025, sektor manufaktur mencatat surplus perdagangan sebesar USD 10,4 miliar, dengan nilai ekspor mencapai USD 52,9 miliar (79,4% dari total ekspor).

Kinerja industri mainan anak nasional menjadi bukti bahwa sektor manufaktur Indonesia tidak hanya tangguh, tapi juga kompetitif di pasar global. Dengan terus memperluas pasar ekspor, meningkatkan kualitas, dan memperkuat daya saing, industri ini diharapkan akan semakin berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif, penciptaan lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat.