Reformasi Logistik Kunci Daya Saing, Jelang Konferensi ALFI 2025

0
214
Foto: Kemenko Perekonomian

(Vibizmedia – Jakarta)  Di tengah ketidakpastian global, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2025 mencatatkan surplus sebesar USD4,3 miliar, naik 2,609% secara bulanan (mtm). Capaian ini memperpanjang rekor surplus perdagangan Indonesia selama 61 bulan berturut-turut. Kinerja ini terutama didorong oleh surplus sektor nonmigas sebesar USD5,83 miliar, meskipun sektor migas mencatat defisit sebesar USD1,53 miliar.

Salah satu tantangan utama dalam menjaga dan meningkatkan kinerja perdagangan adalah tingginya biaya logistik nasional. Pemerintah terus mendorong transformasi sistem logistik sebagai bagian penting dari reformasi struktural untuk mendukung kelancaran arus perdagangan dan investasi.

“Dengan tren ekspor yang positif, Pemerintah menargetkan penurunan biaya logistik dari 14,5% menjadi 12,5%, bahkan hingga ke level 8%. Upaya ini juga didukung melalui deregulasi sektor logistik agar efisiensi bisa dicapai,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka ALFI Conference and Exhibition (CONVEX) 2025, Rabu (2/7).

Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 139 negara dalam Logistics Performance Index (LPI) 2023. Untuk meningkatkan daya saing logistik secara berkelanjutan, Pemerintah terus memperkuat implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dan mendorong percepatan deregulasi di sektor ini. Kehadiran ALFI CONVEX diharapkan menjadi katalisator dalam memperkuat ekosistem logistik nasional.

Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa Pemerintah tengah menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Logistik Nasional yang bertujuan menurunkan rasio biaya logistik terhadap PDB dan memperbaiki posisi Indonesia dalam peringkat logistik global. Tiga strategi utama yang diusung dalam Rancangan Perpres tersebut meliputi:

  1. Penguatan infrastruktur konektivitas dan layanan logistik.
  2. Integrasi dan digitalisasi sistem logistik nasional.
  3. Peningkatan daya saing SDM dan penyedia jasa logistik.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara Pemerintah dan pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing produk nasional. Momentum deregulasi dan digitalisasi, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, harus dimanfaatkan untuk mendorong produk dalam negeri menembus pasar global. Pemerintah juga terus menjalin kerja sama perdagangan internasional guna memperluas akses pasar.

“Logistik adalah pengungkit daya saing. Daya saing akan menumbuhkan ekonomi, ekonomi yang tumbuh akan menarik investasi, dan investasi akan menciptakan lapangan kerja. Semua itu hanya bisa tercapai jika efisiensi terus ditingkatkan, salah satunya melalui digitalisasi,” tutup Menko Airlangga.

Acara ini turut dihadiri oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono, Deputi Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Ali Murtopo, Deputi Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Elen Setiadi, serta sejumlah pejabat Kementerian, perwakilan asosiasi industri, KADIN, HIPMI, dan Kedutaan Besar negara sahabat.