Presiden Lula Sambut Indonesia di BRICS, Puji Peran Global dan Program Sosial Prabowo

0
142
Brasil
Presiden Prabowo dalam pernyataan pers bersama Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada Rabu, 9 Juli 2025 di Istana Planalto, Brasilia. FOTO: BIRO PERS SETPRES

(Vibizmedia-Nasional) Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menyampaikan apresiasi dan kekagumannya kepada Indonesia dalam pertemuan bilateral dan pernyataan pers bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Istana Planalto, Brasilia. Pertemuan ini berlangsung dalam rangka kehadiran Indonesia sebagai anggota baru BRICS serta penguatan kerja sama bilateral.

Dalam sambutannya, Presiden Lula menyebut kehadiran Indonesia di BRICS sebagai momen bersejarah. “Menyambut Indonesia sebagai anggota BRICS seperti membuka pintu rumah saya untuk seorang teman lama,” ujar Presiden Lula. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki warisan historis yang kuat dalam perjuangan Global South sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Bandung.

Presiden Lula mengapresiasi pidato Presiden Prabowo dalam Konferensi Tingkat Tinggi BRICS 2025 yang mengangkat isu pentingnya penegakan hukum internasional dan menolak kekuatan militer sebagai jalan keluar dari konflik. “Seperti Brasil, Indonesia selalu menyatakan bahwa dialog adalah satu-satunya jalan keluar dari perang di Ukraina,” katanya, seraya mengucapkan terima kasih atas keterlibatan Indonesia dalam kelompok “Sahabat Perdamaian” yang digagas Tiongkok dan Brasil.

Selain isu geopolitik, Presiden Lula menyoroti kesamaan misi kedua negara dalam memerangi kemiskinan, kelaparan, dan krisis iklim. Ia secara khusus memuji program makan bergizi gratis yang diusung Presiden Prabowo sebagai bagian dari prioritas sosial nasional. “Saya sampaikan kepada Presiden Prabowo pengalaman Brasil dalam National School Feeding Program, PNAE, sebagai referensi global,” ujarnya.

Lula juga mengungkapkan komitmennya untuk memperkuat hubungan regional antara Amerika Selatan dan Asia Tenggara, serta kerja sama erat antara Brasil dan ASEAN. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Indonesia atas dukungan berkelanjutan mereka,” tandas Presiden Lula.

Pertemuan antara Presiden Lula da Silva dan Presiden Prabowo Subianto menandai langkah penting dalam diplomasi Global South dan posisi strategis Indonesia di tatanan dunia multipolar. Berikut beberapa poin kunci analisis:

Ucapan Lula tentang Konferensi Asia-Afrika 1955 menunjukkan bahwa Brasil melihat Indonesia bukan sekadar mitra baru di BRICS, melainkan sebagai pelopor perjuangan Global South yang kini relevansinya kembali menguat. Pengakuan ini memperkuat posisi diplomatik Indonesia sebagai jembatan antara Asia dan Amerika Latin.

Presiden Prabowo mengungkapkan penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional dan penekanan pada dialog memperkuat pendekatan non-konfrontatif Indonesia. Ini sejalan dengan diplomasi damai Brasil yang secara konsisten menolak intervensi militer, khususnya terkait perang Ukraina.

Presiden Brasil Lula pun menyampaikan program makan bergizi gratis menunjukkan bahwa kebijakan sosial Indonesia tidak hanya bernilai domestik, tetapi juga menjadi soft power yang mengesankan negara lain. Kerja sama melalui Global Alliance against Hunger and Poverty membuka ruang untuk pertukaran kebijakan dan pengalaman di tingkat internasional.

Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya hubungan antar-wilayah global selatan, yaitu Amerika Selatan dan Asia Tenggara. Ini bisa memperluas diplomasi Indonesia ke arah luar dari pakem tradisional Indo-Pasifik, ke arena Amerika Latin yang mulai lebih aktif dalam forum multilateral.

Pertemuan tersebut bukan sekadar seremoni diplomatik, melainkan simbol kuat bangkitnya solidaritas global selatan. Dengan kekuatan ekonomi, populasi, dan legitimasi sejarah, Brasil dan Indonesia kini bisa menjadi motor perubahan dalam tatanan dunia yang lebih inklusif dan berkeadilan. Di tengah ketidakpastian geopolitik global, kedua negara menunjukkan bahwa kolaborasi Global South dapat menjadi kekuatan yang nyata — bukan hanya alternatif, tetapi harapan.