(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru kejadian bencana yang terjadi di sejumlah daerah pada periode Kamis (17/7) pukul 07.00 WIB hingga Jumat (18/7) pukul 07.00 WIB. Laporan mencatat aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur serta kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah Sumatra menjadi sorotan utama.
Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT, mengalami erupsi pada Kamis (17/7) pukul 09.41 WITA. Letusan mengeluarkan kolom abu setinggi 200 meter di atas puncak (sekitar 1.623 mdpl) berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan mengarah ke barat. Aktivitas seismik terekam dengan amplitudo maksimum 37,7 mm selama 39 detik.
Wilayah terdampak mencakup Kecamatan Ile Ape Timur dan Ile Ape, dengan sebaran abu vulkanik hingga ke puluhan desa, di antaranya Jontona, Lamatokan, Baolaliduli, Lamagute, Todanara, Waowala, dan Tagawiti. Jumlah warga terdampak tercatat 20.777 jiwa, sementara pendataan terus dilakukan.
BPBD Kabupaten Lembata telah menyalurkan 16.770 masker ke 19 desa terdampak dan distribusi air bersih ke delapan desa. Pelatihan pencarian dan pertolongan digelar di Desa Jontona dengan melibatkan 21 desa rawan bencana. Layanan kesehatan diperkuat di Puskesmas Waipukang dan Lamaau untuk menangani kasus ISPA.
Posko-posko desa, rantai komando hingga tingkat RT, serta komunikasi darurat melalui radio HT sudah dibentuk. Sosialisasi rutin dilakukan di gereja dan Desa Amakaka bersama PVMBG. Berdasarkan Keputusan Bupati Lembata Nomor 332 Tahun 2025, wilayah ini berstatus Siaga Darurat Erupsi sejak 3 Juli hingga 31 Desember 2025.
Kebutuhan mendesak mencakup masker tambahan, air bersih, alat komunikasi darurat, kendaraan operasional, perlengkapan keselamatan tim penyelamat, serta logistik seperti makanan siap saji, selimut, perlengkapan bayi, dan paket kebersihan keluarga. Warga diimbau untuk tetap waspada, menggunakan masker, serta mengantisipasi potensi lahar di daerah aliran sungai berhulu gunung.
Insiden kebakaran hutan dan lahan terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, tepatnya di Kecamatan Harau pada Kamis (17/7) pukul 12.00 WIB. Dua nagari terdampak, yakni Nagari Tarantang dan Nagari Taram, dengan total lahan terbakar 7 hektare (5 ha di Tarantang dan 2 ha di Taram).
Lima unit kandang ayam hangus dalam peristiwa ini. Tidak ada korban jiwa, namun proses pemadaman terkendala angin kencang, minimnya pasokan air, dan terbatasnya personel. BPBD setempat bersama TNI, Polri, UPT KPHL, perangkat nagari, dan warga menggunakan mobil damkar, pompa air, dan selang untuk memadamkan api. Hingga Kamis malam, api belum sepenuhnya padam, dan rapat koordinasi dilakukan untuk evaluasi dan langkah lanjutan.
Di Sumatra Utara, kebakaran lahan dan kebun sawit terjadi di Desa Sihopuk, Kecamatan Halongonan, Kabupaten Padang Lawas Utara pada Kamis (17/7) sekitar pukul 12.30 WIB. Luas lahan terdampak mencapai 30 hektare.
Beruntung, api berhasil dipadamkan pada pukul 18.00 WIB berkat upaya cepat BPBD, Satpol PP/Damkar, dan warga sekitar. Tidak ada korban jiwa, dan api tidak sempat meluas ke permukiman maupun lahan produktif lainnya. Penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan aparat.
BNPB mengingatkan masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana di tengah musim kemarau. Risiko kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, hingga aktivitas vulkanik perlu diantisipasi dengan langkah pencegahan yang tepat.
Dengan kesiapsiagaan yang kuat dan koordinasi yang baik, dampak bencana dapat ditekan sehingga keselamatan warga dan keberlangsungan aktivitas ekonomi tetap terjaga.








