Kemenperin Tegaskan Komitmen Jaga Ekosistem Industri Otomotif di Tengah Dinamika Global

0
179
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia-Jakarta) Kementerian Perindustrian menegaskan komitmennya untuk menjaga dan memperkuat ekosistem industri otomotif nasional di tengah tantangan global yang dinamis. Sebagai sektor unggulan yang berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri otomotif terus menunjukkan ketahanan dan daya saing melalui peningkatan investasi, inovasi produk, serta perluasan pasar ekspor.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan hal ini saat membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD City, Tangerang (24/7). Ia menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pameran otomotif berskala internasional tersebut.

“Pemerintah merasa bangga dan terhormat atas kehadiran GIIAS yang diharapkan mampu mendorong kembali minat masyarakat dalam membeli kendaraan,” ujarnya.

Agus menyebutkan bahwa Indonesia mencatatkan penjualan kendaraan tertinggi di kawasan ASEAN. Namun, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih relatif rendah, yakni 99 unit per 1.000 penduduk, jauh di bawah Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211).

Ia juga menekankan bahwa industri otomotif nasional memiliki struktur industri yang kuat dan terintegrasi dari hulu ke hilir. Hal ini memperkuat kontribusi sektor ini terhadap industri pendukung seperti logam, karet, dan elektronik, serta sektor hilir seperti perdagangan, transportasi, logistik, keuangan, dan asuransi.

“Dengan koefisien keterkaitan ke belakang sebesar 0,975 dan ke depan 0,835, industri otomotif menunjukkan dampak berganda yang kuat terhadap perekonomian nasional,” jelasnya.

Meski menghadapi penurunan penjualan regional sebesar 5,4% pada 2024 (termasuk penurunan 12,8% di Indonesia dan 24,7% di Thailand), Agus menyoroti pentingnya belajar dari Tiongkok, yang justru mengalami pertumbuhan produksi 10,9% dan ekspor 7,9% berkat strategi insentif dan penentuan pasar ekspor yang cermat.

“Pasar seperti Meksiko, Australia, dan Timur Tengah dipilih Tiongkok untuk menghindari hambatan tarif tinggi dari AS. Strategi seperti ini patut kita pelajari,” ujarnya.

Menperin juga menyinggung tantangan eksternal seperti naiknya harga bahan baku, gangguan rantai pasok global, serta fluktuasi nilai tukar. Pemerintah pun berupaya menjaga daya beli masyarakat dan melindungi tenaga kerja di sektor ini. “Kami tegaskan kepada pelaku industri, jangan sampai ada PHK,” tandasnya.

Agus optimis pasar otomotif nasional akan segera pulih, dan industri siap menyambut momentum tersebut dengan struktur yang semakin efisien, terintegrasi, dan berdaya saing.

Ia juga menekankan bahwa GIIAS 2025 bukan hanya ajang pamer teknologi terbaru, tetapi juga wadah kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan mitra global. Hal ini penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan di pasar regional maupun internasional.

Pemerintah turut memberikan apresiasi kepada GAIKINDO dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya GIIAS, termasuk para produsen yang meluncurkan produk eXtended Electric Vehicle (xEV) sebagai wujud nyata komitmen terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.