Cuaca Ekstrem dan Karhutla Warnai Akhir Juli, BNPB Imbau Kesiapsiagaan Daerah

0
167
Banjir
Sebanyak 54 rumah terendam akibat hujan yang terjadi selama dua jam di Kabupaten Luwu Timur, Sabtu, 26 Juli 2025. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia pada minggu terakhir bulan Juli 2025. Dalam kurun waktu 24 jam terakhir, terhitung sejak Senin (28/7) pukul 07.00 WIB hingga Selasa (29/7) pukul 07.00 WIB, BNPB melaporkan dua kejadian bencana baru dan melakukan pengkinian terhadap delapan kejadian lain, mayoritas berupa kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Meski sedang memasuki musim kemarau, cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang melanda beberapa wilayah di Kota Semarang, Jawa Tengah. Tiga kelurahan terdampak antara lain Kelurahan Busulan (Kecamatan Tembalang), serta Kelurahan Gedawang dan Jabungan (Kecamatan Banyumanik). Peristiwa ini menyebabkan 18 unit rumah warga mengalami kerusakan ringan. Tim BPBD Kota Semarang bersama instansi terkait telah melakukan penanganan darurat di lokasi.

Sementara itu, banjir dilaporkan terjadi di Desa Ussu, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, akibat hujan deras yang mengguyur selama dua malam berturut-turut sejak Sabtu (26/7). Sebanyak 54 unit rumah warga sempat terendam sebelum banjir akhirnya surut total.

BNPB juga memperbarui data kebakaran hutan dan lahan yang saat ini menjadi fokus utama pada musim kemarau. Di Provinsi Sumatera Selatan, titik-titik api muncul di sejumlah wilayah seperti Kabupaten Musi Banyuasin, Penukal Abab Lematang Ilir, dan Ogan Ilir. Sejauh ini, 47 hektar lahan tercatat terbakar sejak awal tahun. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menetapkan status siaga darurat karhutla sejak 17 Juli hingga 30 November 2025.

Hari ini, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dijadwalkan meninjau langsung penanganan karhutla di Sumatera Selatan.

Di Provinsi Jambi, kebakaran hutan telah melahap sekitar 421 hektar lahan, dengan wilayah terluas berada di Kabupaten Sarolangun (63,7 ha). Untuk mendukung upaya pengendalian, BNPB telah menyiagakan empat helikopter, terdiri dari dua helikopter patroli dan dua helikopter water bombing.

Memasuki puncak musim kemarau pada akhir Juli hingga awal Agustus, BNPB mengimbau pemerintah daerah di enam provinsi prioritas rawan karhutla agar meningkatkan kesiapsiagaan. Berdasarkan prakiraan cuaca, curah hujan di sebagian besar wilayah berada di bawah 50 mm, menandakan kondisi kering ekstrem yang berpotensi memicu kebakaran.

BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran terbuka, termasuk membakar lahan atau membuang puntung rokok sembarangan. Upaya pencegahan ini menjadi krusial untuk meminimalkan timbulnya titik panas (hotspot) baru.

Meskipun secara umum telah memasuki musim kemarau, sebagian wilayah Indonesia seperti Sumatera bagian utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua masih berpeluang diguyur hujan sedang hingga lebat. BNPB mengimbau warga di daerah tersebut untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, dan angin kencang.