Digitalisasi Penempatan PMI di Malang Dorong Transparansi dan Keamanan

0
179
Warga antre untuk mengakses layanan publik di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Malang, Rabu (6/8/2025). (Foto: InfoPublik.id)

(Vibizmedia – Malang) Transformasi digital dalam proses penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kota Malang kini mendorong sistem yang lebih transparan dan tertib. Melalui Sistem Komputerisasi Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Sisko P2MI) yang dikelola Kementerian P2MI, setiap tahapan keberangkatan PMI menjadi lebih aman dan sesuai regulasi.

“Setiap nama sekarang memiliki rekam data digital yang lengkap. Sulit lagi untuk main-main,” ujar Eka Yudha Sudrajad, Fungsional Pengantar Kerja Ahli Muda Disnaker PMPTSP Kota Malang, saat ditemui di Mal Pelayanan Publik (MPP), Rabu (6/8/2025).

Menurutnya, digitalisasi mempersempit ruang gerak para calo, meski belum sepenuhnya hilang. “Masih ada calo, tapi sekarang mereka menyamar sebagai petugas antar kerja,” tambahnya.

Dengan sistem ini, potensi tindak kejahatan terhadap PMI, baik sebelum maupun sesudah keberangkatan, dapat ditekan. Disnaker Kota Malang bahkan telah dilengkapi perangkat sidik jari untuk memastikan hanya petugas resmi yang mengakses sistem.

Melalui Sisko P2MI, masyarakat kini bisa mengakses lowongan kerja resmi tanpa perantara. Tautan informasi ini disebarluaskan oleh Disnaker melalui kelurahan dan media sosial agar mudah diakses publik.

Meski begitu, Eka menilai tantangan masih ada, seperti penanganan PMI nonprosedural, minimnya minat warga, serta lemahnya koordinasi antarinstansi. “Kalau ada PMI meninggal di luar negeri, keluarga sering datang ke kami, padahal datanya tidak pernah masuk karena berangkatnya tidak melalui jalur resmi,” jelasnya.

Hingga Juni 2025, Disnaker Kota Malang mencatat 93 PMI yang diproses, terdiri dari 880 perempuan dan 13 laki-laki berdasarkan data KTP. Jumlah ini naik sekitar 20 persen setiap tahun sejak pandemi.

Negara tujuan untuk sektor informal terbanyak adalah Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. Sedangkan sektor formal lebih banyak menyasar Jepang, Korea Selatan, dan Polandia. Jenis pekerjaan informal yang dominan meliputi asisten rumah tangga, perawat lansia, pengasuh anak, juru masak keluarga, tukang kebun, dan sopir pribadi. Untuk sektor formal, mayoritas bekerja di industri logam, tekstil, dan baterai.