Mendagri Tito Karnavian Tekankan Stabilitas Harga Pangan Demi Wujudkan Swasembada

0
210
Menteri Dalam Negeri
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. FOTO: KEMENDAGRI

(Vibizmedia-Nasional) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan sebagai langkah strategis untuk mendukung program utama Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.

Menurut Tito, Presiden Prabowo menaruh perhatian besar terhadap ketahanan pangan. Dalam berbagai kesempatan, Presiden selalu menekankan bahwa kemandirian pangan menjadi prioritas utama pemerintah.

“Bahkan beliau (Presiden) menerjemahkan negara kita sebagai negara yang merdeka, negara yang merdeka dari pangan, dengan kekuatan pangan yang bisa menghidupi rakyatnya sendiri,” ujar Tito saat membuka Gerakan Pangan Murah di Pelataran eks-MTQ Tugu Religi, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (26/8/2025).

Tito menyampaikan, upaya pemerintah menjaga ketahanan pangan telah terlihat dari meningkatnya produksi beras nasional pada 2024–2025, sehingga stok beras di Perum Bulog kini mencapai lebih dari 4 juta ton. Namun demikian, ia mengingatkan agar stabilitas harga tetap menjadi perhatian, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar masyarakat.

Ia menekankan inflasi pangan harus dijaga pada kisaran 1,5 hingga 3,5 persen. Angka tersebut dinilainya sebagai titik seimbang yang menguntungkan konsumen sekaligus produsen.

“Angka ini adalah angka yang menyenangkan konsumen dan menyenangkan produsen,” tegasnya.

Lebih lanjut, Tito menyoroti harga beberapa komoditas strategis yang kerap bergejolak, seperti cabai rawit, bawang merah, dan beras. Untuk itu, pemerintah telah menugaskan Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyalurkan 1,3 juta ton beras dari stok Bulog hingga Desember 2025.

Selain itu, Kemendagri mendorong pemerintah daerah (Pemda) lebih aktif memantau pergerakan harga pangan di wilayahnya. Ia menyarankan pemanfaatan forum komunikasi digital seperti grup WhatsApp kepala dinas terkait untuk mempercepat laporan perkembangan harga.

Tak hanya itu, Tito juga meminta Pemda rutin menggelar rapat untuk membahas persoalan pangan serta mencari solusi konkret.

“Tapi kalau daerah itu nggak akan terkendali kalau seandainya autopilot. Nggak ada upaya apa-apa, nggak ada upaya membaca data, dan nggak ada intervensi. Ya itu autopilot,” pungkasnya.