Kemenperin Dorong IKM Alat Angkut Masuk Rantai Pasok Otomotif Global

0
244
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat daya saing industri kecil dan menengah (IKM) alat angkut melalui jaminan pasokan bahan baku logam yang berkualitas, berharga kompetitif, dan berkelanjutan.

“Dengan strategi ini, kami optimistis IKM alat angkut akan lebih produktif, efisien, serta mampu terintegrasi ke jaringan industri otomotif nasional maupun global,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (29/8).

Salah satu langkah nyata adalah penguatan Material Center di UPTD Pengembangan Industri Logam (PILOG) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Fasilitas ini menjadi pusat layanan bahan baku logam bagi IKM dengan jaminan mutu dan harga bersaing.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menegaskan Material Center berperan penting dalam menjaga kesinambungan rantai pasok otomotif nasional. “Keberadaannya memudahkan akses bahan baku berkualitas, sekaligus mendukung ekosistem industri yang lebih kuat,” katanya.

Industri otomotif Indonesia sendiri mencatat capaian ekspor tertinggi sepanjang 2025. Data AISI menunjukkan ekspor sepeda motor CBU pada Juli mencapai 50.042 unit, ekspor part by part 12,9 juta unit, serta ekspor CKD 678 ribu unit. Total ekspor Januari–Juli 2025 menembus 5,19 juta unit untuk CKD dan CBU serta 75,7 juta unit untuk part by part.

“Capaian ini membuktikan produk otomotif Indonesia, termasuk komponen IKM, semakin diminati pasar global. Dengan bahan baku terjamin, IKM punya peluang besar untuk memperkuat posisinya di rantai pasok dunia,” tambah Reni.

Ia juga mendorong IKM bertransformasi mengikuti tren otomotif global, khususnya kendaraan listrik, dengan menerapkan modern manufacturing berbasis kualitas, biaya, dan ketepatan pengiriman (QCD).

Sebagai tindak lanjut, Kemenperin melalui Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut menjalin kerja sama dengan sejumlah pemasok nasional seperti PT Hanwa Steel Service Indonesia, PT Tatalogam Lestari, dan PT Supra Teratai Metal. Pengiriman perdana sekitar 8 ton material dilakukan pada 20 Agustus 2025, disusul penataan gudang dan sistem distribusi agar lebih efisien.

Selanjutnya akan dipasang aplikasi Inventory dan Delivery berbasis GPS Tracking untuk memantau pergerakan material secara real time. Sistem ini diyakini akan menekan biaya logistik, meningkatkan transparansi, dan mempercepat layanan bagi IKM.

“Ketersediaan bahan baku adalah kunci. Dengan langkah ini, IKM bisa lebih fokus meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi. Harapan kami, model ini bisa direplikasi ke sentra IKM lain sehingga semakin banyak pelaku usaha kecil menengah yang naik kelas dan mampu bersaing di pasar nasional maupun global,” pungkas Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut, Dini Hanggandari.