Respon Pesan Guterres dan Prabowo, Kemenperin Siapkan Peta Jalan Dekarbonisasi 9 Sektor Industri

0
81
Menteri Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan komitmennya untuk mendukung pesan penting yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Sidang Umum PBB ke-80. Dukungan tersebut diwujudkan melalui langkah konkret dalam mendorong pengembangan sektor industri nasional yang berdaya saing, berkelanjutan, serta berkontribusi pada perdamaian dunia.

Dalam pidatonya, Sekjen PBB Antonio Guterres menekankan pentingnya mengakhiri konflik, memperkuat perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), mengatasi krisis iklim, menjaga transparansi teknologi, serta memperkuat solidaritas global antarnegara. Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia pada ketahanan pangan, percepatan transisi energi hijau, serta peran aktif dalam menjaga perdamaian dunia.

“Presiden Prabowo bahkan menargetkan Indonesia mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060, dan meyakini target itu bisa dicapai lebih cepat,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (24/9).

Sejalan dengan hal tersebut, Kemenperin telah menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional. Upaya percepatan ini ditempuh melalui strategi dekarbonisasi industri, termasuk penyusunan Peta Jalan Dekarbonisasi, penerapan Mekanisme Perdagangan Karbon, implementasi teknologi Carbon Capture Utilization (CCU), pembentukan Green Industry Service Company (GISCO), sertifikasi industri hijau, serta penerapan prinsip efisiensi dan keberlanjutan pada industri.

Agus menjelaskan, terdapat sembilan sektor industri prioritas dalam percepatan dekarbonisasi, yakni industri semen, pupuk, logam, pulp dan kertas, tekstil, kimia, otomotif, serta makanan dan minuman. Penetapan sektor prioritas ini dilakukan karena kontribusinya terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GRK) relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.

“Kami tengah menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk setiap sektor prioritas. Harapannya, transformasi menuju industri rendah emisi dan ramah lingkungan dapat segera tercapai,” tambah Agus.

Selain isu lingkungan, Menperin juga menegaskan dukungan terhadap visi Presiden Prabowo mengenai ketahanan pangan, perdamaian global, dan inovasi teknologi. Melalui hilirisasi industri agro, Kemenperin siap berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Lebih jauh, Kemenperin menegaskan akan terus mengintegrasikan nilai perdamaian, keberlanjutan, dan solidaritas global dalam strategi industrialisasi nasional. “Pesan Sekretaris Jenderal PBB dan Presiden Prabowo menjadi pengingat bahwa industrialisasi tidak boleh hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membawa misi kemanusiaan dan keberlanjutan,” pungkas Agus.