(Business Lounge – Achievement) Anne Koh tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan jatuh cinta pada dunia seni rupa. Lahir di Miri, Sarawak, ia tumbuh di lingkungan sederhana sebelum kemudian pindah ke Kuala Lumpur dan menempuh jalur karier profesional di Shell. Seni lukis baru hadir dalam hidupnya ketika ia memasuki usia 30-an, pada saat anak-anaknya sudah beranjak besar dan ia ingin mencari sesuatu yang benar-benar milik dirinya sendiri. Dari sebuah niat kecil untuk “belajar sesuatu yang baru”, ia menemukan gairah besar yang terus membawanya melangkah hingga hari ini.
Inspirasi awal Anne datang dari musik klasik. Ia kerap menghadiri konser orkestra dan merasa terhanyut pada energi yang dipancarkan para konduktor dan musisi di panggung. Gerakan tangan yang memimpin simfoni, denting piano yang berulang-ulang, atau gesekan cello yang penuh perasaan, semua itu membekas kuat dalam dirinya. “Musik membawa saya ke dunia warna,” ujarnya, “dan saya mencoba menangkap energi itu ke atas kanvas.” Tak heran jika banyak karyanya yang mengangkat ekspresi musik, termasuk potret keponakannya yang kembar, dua pemain cello asal Australia yang telah tampil di berbagai panggung dunia.
Namun perjalanan Anne tidak berhenti pada musik. Delapan tahun lalu, ia melakukan safari di Afrika. Di sana, seekor zebra mengubah pandangannya. “Saya melihat garis-garis zebra seperti tuts piano,” kenangnya. Sejak saat itu lahirlah seri “Safari”, sebuah rangkaian lukisan yang tidak hanya menangkap keindahan hewan, tetapi juga simbolisme kehidupan. Zebra-zebra hitam putih itu menjadi metafora tentang harmoni, keseimbangan, dan irama yang sama kuatnya dengan musik.
Yang unik dari karya Anne adalah setiap lukisannya selalu disertai catatan tangan di bagian belakang. Bukan sekadar tanda tangan, melainkan kutipan motivasi atau renungan personal. Menurutnya, di zaman serba digital ini, tulisan tangan adalah sesuatu yang langka dan intim. Ia ingin meninggalkan sentuhan personal kepada setiap orang yang memiliki karyanya. Salah satu kutipannya berbunyi: “Each moment we move forward. Life unfolds in light and color.” Bagi Anne, pesan sederhana ini adalah pengingat bahwa hidup tidak selalu mudah, tetapi kita tetap harus melangkah maju dengan penuh warna.
Proses kreatif Anne berlangsung spontan. Ia jarang membuat sketsa awal atau rancangan detail. “Saya langsung melukis,” katanya, “sambil memikirkan konsep, judul, dan kombinasi warna.” Ia menyelesaikan karyanya sedikit demi sedikit, tidak terburu-buru, karena bagi Anne setiap sapuan kuas adalah refleksi dari perjalanan batin. Bahkan seri seratus lukisan kecil yang ia kerjakan beberapa waktu lalu membutuhkan berbulan-bulan untuk rampung. “Setelah selesai seratus, saya akan berhenti dan beralih ke sesuatu yang baru. Karena hidup ini penuh kemungkinan.”
Anne mengakui bahwa perjalanan menjadi pelukis bukanlah hal yang mudah. Ia belajar dengan tekun, mencoba gaya figuratif, membuat kesalahan demi kesalahan, lalu mencari tahu bagaimana memperbaikinya. Ia mencari guru, mendengarkan nasihat seniman senior, dan berlatih setiap hari. “Saya belajar dengan cara yang menyakitkan,” ujarnya, “tetapi saya percaya akan datang satu hari di mana saya bisa menikmati momen indah dari kerja keras itu. Dan hari itu benar-benar datang.”
Meski demikian, ia menegaskan bahwa seorang seniman sejati tidak akan pernah merasa puas. Selalu ada sesuatu di dalam dirinya yang belum dituangkan ke atas kanvas. Ia menyebut perjalanan ini manis sekaligus pahit, penuh kepuasan tetapi juga selalu menantang. “Saya tidak akan berhenti. Saya tidak akan menyerah. Saya akan terus melukis, terus mencari apa yang masih tersembunyi di dalam diri saya.”
Kini, karya-karyanya dipamerkan di berbagai ajang seni bergengsi. Anne terlibat dalam Art Jakarta, pameran di Australia dan Malaysia, serta akan bergabung dengan Singapore Affordable Art Fair pada bulan November mendatang. Ia juga bereksperimen dengan cara baru dalam menyebarkan karyanya, misalnya melalui mesin penjual otomatis yang berisi puzzle dari seri zebra kreasinya. Dengan cara ini, ia ingin membuat seni lebih dekat dengan orang banyak dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Bagi Anne, seni adalah soal keberanian. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki bakat tersembunyi, hanya saja tidak semua orang sempat menemukannya. “Kalau saya tidak mencoba melukis, mungkin sampai sekarang bakat ini tetap tersembunyi,” katanya. Ia mendorong siapa pun untuk berani mengeksplorasi diri, belajar dengan tekun, dan tidak takut melakukan kesalahan.
Ketika ditanya apa yang paling sulit dari menjadi seorang pelukis, Anne menjawab bahwa tantangan terbesarnya adalah tetap percaya pada diri sendiri. “Jangan terlalu banyak mendengarkan komentar orang lain. Ada yang akan mengatakan, ‘saya tidak mengerti lukisan ini’, atau memberi saran untuk melukis sesuatu yang lain. Kita harus belajar menyaring. Ambil yang membangun, abaikan yang tidak relevan. Fokus saja pada jalan kita sendiri.”
Anne tidak pernah memilih satu karya favorit. Baginya, setiap lukisan adalah unik seperti apel dan jeruk—berbeda tetapi sama berharganya. Ia menyukai kombinasi merah dan putih, hitam dan putih, juga kuning yang cerah. Semua memiliki keindahan tersendiri. “Saya tidak bisa memilih. Semuanya favorit saya.”
Ketika berbicara kepada generasi muda, Anne menekankan pentingnya hidup positif di tengah dunia yang penuh tantangan. “Kita hidup di dunia yang negatif, tapi kita harus tetap membawa hal positif. Hidup itu soal keseimbangan. Lihat yang buruk, tetapi jangan lupa menghargai yang baik. Fokus, percaya diri, jangan takut. Setiap langkah berarti.”
Bagi Anne, seni adalah perjalanan panjang yang dimulai dari keheningan, dari saat ia duduk merenung dan membiarkan ide mengalir. Dari musik klasik, safari Afrika, hingga kutipan motivasi yang ia tuliskan dengan tangannya sendiri, semua berpadu menjadi karya yang tidak hanya visual tetapi juga emosional. Anne Koh adalah bukti bahwa kreativitas bisa muncul kapan saja dalam hidup, bahkan ketika seseorang tidak pernah menduganya sebelumnya. Ia menemukan mimpinya bukan sejak kecil, melainkan ketika dewasa—dan sejak itu ia tidak pernah berhenti melangkah.









