(Vibizmedia – Gaya Hidup) Kalau berkunjung ke Istanbul, ada satu tempat yang wajib masuk dalam daftar perjalanan: Grand Bazaar. Pasar tradisional ini bukan sekadar tempat belanja, tetapi juga sebuah pengalaman budaya yang unik dan salah satu destinasi penting untuk dikunjungi ketika pergi ke Türkiye.
Grand Bazaar dikenal sebagai salah satu pasar tertutup tertua dan terbesar di dunia. Terletak di distrik Fatih, Istanbul, berada di dalam tembok kota tua. Lokasinya berada di antara Masjid Beyazıt dan Masjid Nuruosmaniye.
Dibangun sejak abad ke-15, pasar ini hingga sekarang masih tetap hidup dan ramai dikunjungi.
Umumnya buka Senin–Sabtu, sekitar pukul 08.30 / 09.00 pagi hingga 19.00 malam. Tutup pada hari Minggu dan beberapa hari libur nasional atau keagamaan.
Ukuran dan Struktur
Memiliki lebih dari 61 jalan tertutup dan sekitar 4.000 toko. Luas keseluruhan mencapai sekitar 30.000–31.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat banyak gang kecil, pintu gerbang, serta bangunan han (penginapan kafilah dagang) yang dahulu menjadi tempat menginap para pedagang.
Sejarah Singkat
Pembangunannya dimulai sekitar tahun 1455–1456 pada masa pemerintahan Sultan Mehmed II, tak lama setelah penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmani.
Pasar ini kemudian terus diperluas oleh para sultan berikutnya hingga menjadi sebesar sekarang.
Meskipun telah mengalami kebakaran, gempa bumi, dan renovasi berkali-kali selama berabad-abad, karakter aslinya masih sangat terjaga hingga kini.
Suasana Klasik Grand Bazaar
Begitu melangkah masuk, pengunjung langsung merasakan suasana klasik dengan lorong-lorong panjang yang dipenuhi toko-toko berwarna-warni.
Di dalam Grand Bazaar ada ribuan kios yang menjual berbagai macam barang. Mulai dari karpet dan permadani khas Turki, keramik cantik, lampu-lampu mozaik yang berkilau, perhiasan emas dan perak, hingga rempah-rempah, kain tradisiona, dan Turkish delight (manisan khas Turki).
Tidak heran jika banyak wisatawan betah berlama-lama, karena setiap sudutnya menyajikan sesuatu yang menarik. Satu hal yang membuat pengalaman belanja di sini berbeda adalah tradisi tawar-menawar. Para penjual biasanya membuka harga lebih tinggi, jadi pembeli perlu pintar menawar dengan sopan. Proses ini justru menjadi bagian dari keseruan berbelanja di Grand Bazaar.
Meski terkenal sebagai pusat perniagaan, Grand Bazaar juga menjadi tempat yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari masyarakat Turki. Di sela-sela toko, ada kedai teh dan kopi di mana pengunjung bisa beristirahat sambil menikmati suasana pasar yang hidup.
Berjalan-jalan di Grand Bazaar seolah membawa kita menelusuri jejak sejarah. Setiap lorong, lengkungan, dan ukiran pada bangunannya menyimpan cerita panjang perjalanan perdagangan Istanbul sebagai pusat jalur sutra antara Timur dan Barat.
Grand Bazaar dikunjungi lebih dari 250.000–400.000 orang setiap hari. Dikenal sebagai “labirin bersejarah” karena jalan-jalannya yang berliku-liku, tempat ini menjadi tempat yang paling banyak difoto di Istanbul dan menjadi simbol perdagangan klasik Turki sejak abad ke-15.
