ISF 2025: Saat Indonesia dan Dunia Bersatu Membangun Masa Depan yang Tangguh dan Ramah Lingkungan

0
98
Nota Kesepahaman (MoU) ditanda-tangai antara APINDO, Standard Chartered Bank, Conversation International, dan Konservasi Indonesia tentang pengembangan terpadu industri rumput laut dan pengembangan ekonomi berkelanjutan di sela ISF 2025, Jakarta, Jumat (10/10/2025). (Foto: InfoPublik)

(Vibizmedia – Jakarta) Hari pertama pelaksanaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 resmi dibuka dengan semangat kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Forum ini menjadi wadah yang mentransformasi dialog menjadi komitmen nyata serta mendorong aksi kolektif global. Dengan menghadirkan para pemimpin dan inovator, ISF 2025 berfungsi sebagai katalis percepatan pertumbuhan berkelanjutan demi kesejahteraan manusia dan kelestarian bumi.

Sebagai tuan rumah, Indonesia menegaskan perannya sebagai motor penggerak agenda keberlanjutan global. Pada hari pertama, berbagai sesi diskusi dan dialog tematik membahas isu strategis seperti ketahanan air, produktivitas pertanian, ekonomi biru, net-zero emission, iklim dan perdagangan global, pengelolaan sampah, transisi energi baru, serta udara bersih.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko IPK, Rachmat Kaimuddin, menekankan pentingnya sinergi antar-pemangku kepentingan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang nyata.

“ISF 2025 menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya menjadi tuan rumah forum global, tetapi juga menjadi penggerak aksi nyata menuju pembangunan berkelanjutan. Setiap komitmen yang lahir di sini harus diwujudkan menjadi tindakan konkret,” ujarnya.

Rachmat menambahkan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk memperkuat infrastruktur hijau dan meningkatkan investasi berkelanjutan.

“Kita sedang membangun masa depan Indonesia dan dunia yang tangguh, berkelanjutan, dan sejahtera,” tegasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, menilai ISF 2025 sebagai ajang strategis untuk memperkuat kerja sama lintas sektor.

“Tujuan utama ISF 2025 adalah menciptakan platform kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis nasional dan internasional, serta akademisi, agar bersama-sama mewujudkan aksi nyata. Pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur yang mendukung keberlanjutan, sekaligus mempermudah masuknya investasi di sektor hijau,” jelasnya.

Dari sisi dunia usaha, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan, Shinta Kamdani, menekankan bahwa transformasi hijau membutuhkan kemitraan kuat antara pemerintah dan sektor swasta.

“ISF adalah momentum penting bagi dunia usaha untuk menjadi katalis ekonomi hijau. Transformasi menuju pembangunan berkelanjutan tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor agar investasi yang dilakukan benar-benar berdampak bagi manusia dan bumi,” ujar Shinta.

Hari pertama ISF 2025 dihadiri oleh lebih dari 10.000 peserta terdaftar dan 187 jurnalis nasional serta internasional. Rangkaian acaranya mencakup plenary sessions, thematic discussions, high-level dialogues, serta exhibition dan science corner yang menampilkan inovasi riset berkelanjutan dari universitas-universitas terkemuka Indonesia, seperti UI, ITB, IPB, ITS, dan UGM.

Salah satu sesi unggulan adalah High-Level CEO Dialogue yang difasilitasi oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dan diikuti oleh lebih dari 30 CEO global dari sektor industri, energi, dan keuangan.