Sebelum Terbang ke Luar Negeri, Delegasi Muda PPAN 2025 Ditempa Nilai Nasionalisme dan Diplomasi

0
69
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI melalui Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Kepemudaan Global, Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, menggelar Pre-Departure Training (PDT) bagi peserta Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) tahun 2025. Kegiatan berlangsung selama sepekan, 12–18 Oktober 2025, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Pejompongan, Jakarta, Senin (13/10/2025). (Foto Kemenpora)

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI melalui Asisten Deputi Pengembangan Kepemudaan Global, Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, menyelenggarakan Pre-Departure Training (PDT) bagi peserta Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) tahun 2025.

Pelatihan yang berlangsung selama sepekan, 12–18 Oktober 2025, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Pejompongan, Jakarta, ini menjadi tahap penting sebelum para delegasi berangkat ke negara tujuan seperti Australia, Jepang, dan negara-negara ASEAN.

Sebanyak 37 pemuda terpilih mengikuti pelatihan ini, terdiri dari 21 peserta Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) dan 16 peserta Ship for Southeast Asian–Japanese Youth Program (SSEAYP).

Bekal Pengetahuan, Etika, dan Karakter Kebangsaan

Asisten Deputi Pengembangan Kepemudaan Global, Esa Sukmawijaya, menjelaskan bahwa PDT dirancang sebagai pembekalan komprehensif bagi peserta sebelum menjalani program di luar negeri.

“PDT mempersiapkan peserta agar mampu beradaptasi dan berkontribusi secara optimal, sekaligus memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan, etika, dan budaya Indonesia,” ujar Esa.

Ia menambahkan, hasil dari pelatihan ini diharapkan membentuk pemuda Indonesia yang berkarakter, berwawasan global, dan memiliki jiwa kepemimpinan kuat.

“Peserta PPAN 2025 harus siap secara mental, fisik, dan intelektual untuk menjadi representasi pemuda Indonesia yang adaptif dan berintegritas,” tegasnya.

Pembukaan PDT dilakukan oleh Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan Kemenpora, Yohan, yang memberikan motivasi kepada para peserta.

“Kalian adalah hasil seleksi ketat dari kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kalian adalah pemuda dengan potensi luar biasa,” ujarnya.

Misi Diplomasi dan Persahabatan Internasional

Deputi Yohan menekankan bahwa program PPAN membawa misi diplomasi untuk memperkuat persahabatan dan saling pengertian antara pemuda Indonesia dan rekan-rekan mereka dari Asia Tenggara, Jepang, serta Australia.

“Pertukaran ini memperluas wawasan global sekaligus memperkuat semangat kerja sama lintas budaya,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya PDT sebagai fondasi pembentukan karakter dan profesionalisme.

“Manfaatkan setiap sesi untuk belajar dan berdiskusi. Bekal ini akan menentukan bagaimana kalian membawa nama baik Indonesia di kancah internasional,” pesannya.

Selama tujuh hari pelatihan, peserta menerima pembekalan dari berbagai narasumber nasional, termasuk mantan Duta Besar RI untuk Ethiopia dan pejabat Kemenpora. Selain itu, kegiatan juga mencakup pelatihan kepemimpinan, senam pagi bersama, kultum setelah salat subuh, serta city exploration ke kawasan Kota Tua dan Monas.

“Kegiatan ini tidak hanya memperkuat fisik dan mental, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui pengalaman langsung di ruang publik bersejarah,” tutur Esa.

PDT akan ditutup dengan acara inaugurasi dan malam apresiasi yang menjadi ajang refleksi, apresiasi, serta penguatan semangat kebersamaan.

“PDT bukan sekadar pelatihan, melainkan perjalanan pembentukan karakter. Di sinilah para peserta mulai menyiapkan diri sebagai duta muda bangsa,” tambahnya.


Bangun Jejaring dan Kolaborasi Antardelegasi

Selain pembekalan individu, kegiatan juga menjadi wadah memperkuat sinergi antara dua program unggulan Kemenpora, AIYEP dan SSEAYP.

“Sinergi ini penting untuk memperkuat representasi Indonesia dalam kerja sama regional dan global,” jelas Esa.

Ia berharap para alumni PPAN dapat menjadi change agent di lingkungannya setelah kembali ke tanah air.

“Mereka harus membawa semangat kolaboratif, toleran, dan berdaya saing tinggi,” katanya.

Dalam sesi motivasi penutup, Yohan kembali mengingatkan pentingnya menjaga identitas nasional di tengah interaksi global.

“Beradaptasilah dengan budaya asing, tapi jangan pernah kehilangan jati diri Indonesia. Di situlah nilai kebangsaan kalian diuji,” tegasnya.

Ia menambahkan, menjadi pemuda global bukan berarti meninggalkan akar budaya, tetapi menjadikannya kekuatan dalam diplomasi.

“Indonesia dikenal ramah, santun, dan kolaboratif. Jadikan itu karakter utama dalam setiap interaksi internasional,” pungkasnya.

Selaras dengan Visi Nasional

Program PPAN 2025 selaras dengan Asta Cita ke-3 dan ke-7 dari visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yakni:

  1. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan serta pembangunan karakter kebangsaan.
  2. Meningkatkan peran Indonesia di dunia internasional melalui diplomasi kebudayaan dan penguatan SDM unggul.

“Melalui PDT ini, Kemenpora menunjukkan keseriusan dalam menyiapkan generasi muda yang mampu bersaing di tingkat global tanpa kehilangan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme,” tutup Esa.