Perempuan Tangguh di Era Digital: Cerdas, Aman, dan Berdaya di Dunia Siber

0
205
Dalam suasana hangat dan inspiratif, Ni Luh Putu Diah Desvi Arina, Dosen sekaligus Praktisi Komunikasi Digital, berdiri di antara Menkomdigi Meutya Hafid dan Dirjen KPM Kemkomdigi Fifi Aleyda Yahya pada acara Talkshow She-Connects “Perempuan Tangguh di Era Digital: Kelola Ruang Digital, Aman di Dunia Siber”, yang digelar oleh Ditjen KPM Kemkomdigi di Badung, Bali, Jumat (10/10/2025). (Foto: Kemkomdigi)

(Vibizmedia – Badung, Bali) Perempuan kini tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi juga menjadi penggerak utama transformasi sosial dan ekonomi di tengah pesatnya perkembangan era digital.

“Ruang digital bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga ruang alternatif yang inklusif bagi perempuan untuk berdaya. Karena itu, penting bagi kita mengelola ruang digital dengan cerdas dan empatik,” ujar Dosen dan Praktisi Komunikasi Digital, Diah Desvi Arina, dalam Talkshow Inspiratif She-Connects bertajuk “Perempuan Tangguh di Era Digital: Kelola Ruang Digital, Aman di Dunia Siber” yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Ditjen KPM Kemkomdigi) di Badung, Bali, Jumat (10/10/2025).

Menurut Diah, dunia digital membuka peluang besar bagi perempuan untuk berkembang, berkarya, dan berdaya secara ekonomi maupun sosial. Namun, di balik peluang itu terdapat tantangan yang harus diwaspadai, seperti risiko keamanan siber, hoaks, dan kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Mengutip data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan DataReportal 2024, lebih dari 220 juta penduduk Indonesia telah terhubung ke internet, dan 95 persen di antaranya mengakses melalui ponsel pintar. Angka tersebut menunjukkan partisipasi digital yang tinggi, namun juga menuntut peningkatan kesadaran akan etika bermedia dan keamanan daring.

“Perempuan kini memiliki peran ganda — sebagai pengguna, pendidik, sekaligus pelaku ekonomi digital. Tapi tanpa literasi digital yang baik, kita bisa mudah terjebak dalam hoaks, penipuan daring, atau kekerasan siber,” jelasnya.

Diah pun membagikan sejumlah tips aman beraktivitas di dunia digital, antara lain:

  • menggunakan kata sandi yang kuat dan autentikasi dua faktor,
  • memisahkan akun pribadi dan akun belanja,
  • mengatur privasi media sosial,
  • serta berani melaporkan atau memblokir pelaku kekerasan digital.

Ia juga mengajak perempuan untuk aktif membangun identitas digital yang positif, menggunakan media sosial sebagai ruang edukasi dan pemberdayaan, bukan provokasi.

Selain itu, Diah menekankan pentingnya pendampingan anak di ruang digital. Orang tua perlu membatasi waktu layar, mendampingi anak saat berselancar di internet, dan memastikan perangkat aman dari konten berisiko. “Anak-anak belajar dari teladan. Ketika orang tua bijak di dunia digital, anak akan meniru perilaku positif yang sama,” ungkapnya.

Diah menambahkan, kemampuan perempuan dalam berkomunikasi dan membangun narasi positif di media sosial dapat menjadi modal penting untuk memperluas jaringan, meningkatkan kepercayaan diri, serta memperkuat posisi di dunia profesional.

“Perempuan tangguh bukan hanya yang mampu beradaptasi dengan teknologi, tetapi juga yang mampu memanfaatkannya untuk membawa perubahan dan manfaat bagi diri sendiri serta masyarakat,” pungkas Diah.