Indonesia Kian Mantap Menuju Pusat Modest Fashion Dunia

0
75
Industri modest
Industri modest fashion global. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Industri fesyen muslim, atau yang dikenal dengan industri modest fashion, terus menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dan menjanjikan di Indonesia. Tren positif ini mengantarkan Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam industri modest fashion dunia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, potensi besar Indonesia didukung oleh kombinasi antara kreativitas desainer lokal, kekayaan budaya dan sumber daya alam, inovasi desain yang khas, serta jumlah penduduk muslim yang besar.

“Dengan bekal kreativitas para desainer, kekayaan alam dan budaya, serta jumlah penduduk muslim yang besar, Indonesia dinilai memiliki potensi besar untuk mendominasi pasar fesyen muslim internasional,” ujar Menperin di Jakarta, Jumat (17/10).

Dalam rangka mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri modest fashion, pemerintah menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk memperluas manfaat dan dampak ekonomi bagi masyarakat. Salah satu langkah strategis yang terus diperkuat adalah penyelenggaraan pameran dan festival modest fashion, yang menjadi wadah bagi desainer dan pelaku industri untuk menampilkan karya, memperluas jaringan, dan meningkatkan daya saing.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menyampaikan bahwa sektor modest fashion merupakan bagian penting dari ekonomi Islam global yang prospeknya terus meningkat.

“Berdasarkan State of Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024/2025, pada tahun 2023 pengeluaran konsumen muslim di enam sektor utama mencapai USD2,43 triliun, dan diproyeksikan meningkat sebesar 5,3 persen menjadi USD3,36 triliun pada tahun 2028,” ungkap Reni saat membuka Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MOTIONFEST) 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

IN2MOTIONFEST 2025 merupakan ajang tahunan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia dan Indonesia Fashion Chamber (IFC). Tahun ini, kegiatan tersebut mengusung tema “One Vision, One Movement: Advancing Indonesia Modest Fashion Through Synergy & Collaboration”, yang menekankan pentingnya gerakan kolektif lintas sektor untuk membawa modest fashion Indonesia ke panggung internasional.

Reni menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam penyelenggaraan acara ini.

“Kami optimistis, keterlibatan berbagai pihak akan mempercepat perkembangan industri fesyen muslim nasional sekaligus mengangkat potensi kain wastra nusantara agar dapat menembus pasar global,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga produsen utama dalam industri modest fashion dunia. Karena itu, Reni mengajak seluruh pemangku kepentingan — mulai dari asosiasi industri, pelaku usaha, desainer, akademisi, hingga marketplace — untuk berperan aktif mewujudkan industri fesyen muslim yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.

Potensi besar ini didukung oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, yang mencatat sebanyak 594 ribu unit industri kecil pakaian jadi beroperasi di Indonesia, dengan serapan tenaga kerja mencapai 1,2 juta orang.

Sementara itu, nilai ekspor modest fashion Indonesia ke negara-negara anggota Organization of Islamic Cooperation (OIC) pada tahun 2023 mencapai USD990 juta, meningkat 83 persen dibandingkan tahun sebelumnya (USD540 juta).

“Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ketujuh sebagai negara dengan nilai ekspor tertinggi ke negara-negara OIC, setelah China, Turki, dan India,” terang Reni.

Untuk memperkuat daya saing dan memperluas pasar ekspor, Kementerian Perindustrian terus menjalankan berbagai program strategis dalam pengembangan ekosistem modest fashion nasional.

Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Budi Setiawan menjelaskan, program tersebut mencakup peningkatan kompetensi sumber daya manusia, pengembangan kualitas produk, penumbuhan wirausaha baru, sertifikasi produk dan kompetensi (termasuk sertifikasi halal), hingga pemberian bantuan mesin, inkubasi bisnis, dan akses promosi.

“Kami berharap para pelaku IKM dapat menjadikan kesempatan ini sebagai batu loncatan untuk naik ke level yang lebih tinggi,” pungkas Budi.

Dengan dukungan kebijakan pemerintah, kolaborasi lintas sektor, serta potensi kreatif yang besar, Indonesia kian mantap menuju posisi sebagai pusat modest fashion dunia yang berdaya saing dan berkelanjutan.