
(Vibizmedia – Jakarta) Komitmen Pemerintah untuk mempercepat transformasi digital nasional tercermin kuat dalam rangkaian kegiatan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2025. Salah satu sorotan utama acara tersebut adalah sesi High Level Talk, yang menegaskan pentingnya sinergi lintas lembaga guna mempercepat transformasi ekonomi digital sesuai arah RPJMN 2025–2029.
Nilai ekonomi digital Indonesia yang mencapai USD90 miliar pada 2024 dan diproyeksikan menembus USD360 miliar pada 2030 menjadi bukti besarnya potensi sektor ini sebagai motor pertumbuhan ekonomi baru.
Menutup rangkaian acara FEKDI x IFSE 2025 di Jakarta, Sabtu (1/11/2025), Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Rizal Edwin Manansang menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar festival, melainkan cerminan semangat kolaborasi dan inovasi digital nasional.
“FEKDI dan IFSE mencerminkan semangat kolaborasi menuju transformasi ekonomi yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Rizal menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan fondasi utama bagi inovasi berkelanjutan. Melalui berbagai sesi diskusi, pameran teknologi finansial, hingga kompetisi Hackathon dan QRIS Jelajah, masyarakat telah melihat beragam solusi digital yang kreatif dan relevan dengan kebutuhan nyata.
Ia juga menyoroti keberhasilan frugal innovation atau inovasi hemat sumber daya, serta peran strategis sektor fintech seperti digital lending, insurtech, dan wealthtech dalam memperluas akses keuangan bagi masyarakat unbanked dan underserved. Penerapan QRIS disebut sebagai salah satu keberhasilan konkret, dengan jumlah merchant mencapai 39 juta dan pertumbuhan transaksi dua digit setiap tahun.
Lebih jauh, Rizal menjelaskan bahwa Pemerintah terus memperkuat kerja sama e-payment seperti QRIS dengan berbagai negara, termasuk keterlibatan aktif Indonesia dalam pembentukan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dan proses keanggotaan OECD. Ia menegaskan, transformasi digital harus bersifat inklusif, dengan memastikan UMKM, perempuan, pemuda, dan masyarakat di daerah turut memperoleh manfaat ekonomi digital secara setara.
“Ke depan, Pemerintah berharap FEKDI dan IFSE menjadi kegiatan tahunan yang menginspirasi dan mengonsolidasikan seluruh pemangku kepentingan menuju ekosistem digital yang tangguh, inovatif, dan inklusif, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045,” tutur Rizal.
Dalam sesi High Level Talk, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon menambahkan bahwa sinergi antara Pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus diperkuat untuk memperluas literasi dan inklusi keuangan.
“Melalui kolaborasi lintas lembaga, kebijakan infrastruktur digital, akses pembiayaan, dan literasi digital dapat berjalan selaras, termasuk bagi masyarakat di daerah 3T,” ujar Deputi Ali.
Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan pusat data (data center) sebagai infrastruktur strategis yang dapat memperkuat kedaulatan data nasional, menarik investasi, membuka lapangan kerja, dan memperluas industri berbasis teknologi.
Sementara itu, Senior Deputi Gubernur BI Destry Damayanti menekankan pentingnya sinergi lintas sektor agar inovasi berdampak jangka panjang dan tidak sekadar menjadi euforia sesaat. Ia mencontohkan peluncuran QRIS Tap In dan Tap Out untuk lima moda transportasi serta inisiatif Sandbox QRIS Crossborder Indonesia–Korea Selatan sebagai langkah konkret memperluas ekosistem pembayaran digital nasional.
Pada tingkat regional dan global, Pemerintah juga aktif mendorong kerja sama ekonomi digital, termasuk melalui ASEAN DEFA yang ditargetkan rampung pada 2026 dan berpotensi menyumbang USD2 triliun terhadap nilai ekonomi digital ASEAN pada 2030. Selain itu, perjanjian IEU–CEPA turut dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan adopsi teknologi digital lintas sektor.
Rangkaian FEKDI x IFSE 2025 juga menghadirkan sejumlah sesi tematik, antara lain Talk Show 1 bertema “Tokenisasi RWA untuk Indonesia Emas 2045: A New Gateway for National Investment Programs” dengan menghadirkan Deputi Edi Prio Pambudi sebagai panelis, serta Talk Show 2 bertema “Peran Inovasi Digital dan AI dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.”
Acara ditutup dengan pemberian penghargaan kepada para pemenang Hackathon dan QRIS Jelajah Budaya Indonesia 2025, sebagai simbol kesiapan generasi muda menjadi motor penggerak transformasi digital Indonesia.








