Menperin Resmikan Gedung BPIPI Sidoarjo, Dorong Penguatan Industri Alas Kaki Nasional

0
52
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada acara Peresmian Gedung Perkantoran Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Selasa (4/11). (Foto: Kemenperin)

(Vibizmedia – Sidoarjo, Jawa Timur) Industri alas kaki merupakan salah satu subsektor unggulan yang berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Saat ini, berbagai merek alas kaki dalam negeri mampu bersaing di pasar lokal dan global. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), terdapat 23.010 merek alas kaki yang telah terdaftar dan dalam proses perlindungan kekayaan intelektual untuk periode Desember 2021–Desember 2031.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa industri alas kaki, barang dari kulit, dan produk turunannya memiliki kontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja. Berdasarkan data BPS, terdapat 53.333 unit usaha skala kecil dengan serapan tenaga kerja 159.454 orang, serta 737 unit usaha skala menengah dan besar dengan serapan 571.156 tenaga kerja.

“Industri alas kaki nasional memiliki potensi besar di pasar domestik dan internasional. Pada periode Januari–Agustus 2025, ekspor alas kaki mencapai USD 5,16 miliar, tumbuh 11,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 4,61 miliar,” ujar Menperin saat meresmikan Gedung Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) di Sidoarjo, Selasa (4/11/2025).

Dengan capaian tersebut, Indonesia kini menempati posisi keenam eksportir alas kaki dunia, dengan Amerika Serikat sebagai pasar utama, disusul Uni Eropa dan sejumlah negara non-tradisional. “Pertumbuhan industri alas kaki juga tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pada triwulan II 2025, sektor kulit, barang dari kulit, dan alas kaki tumbuh 8,31 persen (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12 persen,” jelas Agus.


BPIPI Wujud Implementasi Strategi Baru Industrialisasi Nasional

Menperin menegaskan bahwa pembangunan Gedung BPIPI di Kabupaten Sidoarjo merupakan bentuk nyata pelaksanaan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), yang menjadi cetak biru industrialisasi menuju Indonesia Emas 2045.

“SBIN bukan hanya kebijakan sektoral Kemenperin, tetapi strategi nasional yang berakar pada visi Presiden melalui ASTA CITA dan sejalan dengan RPJPN 2025–2045,” ujar Agus.

Ia menjelaskan, terdapat empat kerangka strategis utama untuk mewujudkan industrialisasi nasional yang berkelanjutan, yakni:

  1. Industrialisasi berbasis sumber daya alam;
  2. Pengembangan ekosistem industri;
  3. Penguasaan teknologi;
  4. Penerapan prinsip industri berkelanjutan.

Keempat kerangka ini harus didukung oleh faktor pendukung yang kuat (enabling factors), seperti ketersediaan bahan baku, lahan industri strategis, logistik efisien, energi berkelanjutan, SDM kompeten, riset dan inovasi, serta regulasi adaptif dan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang terintegrasi.


Gedung BPIPI Usung Konsep Ramah Lingkungan

Gedung baru BPIPI dirancang dengan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH), yang mengedepankan efisiensi energi, pengelolaan limbah, kualitas udara, dan pencahayaan alami. “Kami berharap gedung ini menjadi lingkungan kerja yang sehat, menghadirkan co-working space yang bersahabat, serta workshop yang nyaman untuk mendorong inovasi dan kreativitas pelaku IKM alas kaki,” ujar Agus.

Dalam aspek penggunaan produk lokal, pembangunan Gedung BPIPI mencapai 97,84 persen penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) dan 61,51 persen realisasi Produk Ber-TKDN. Menperin pun mengajak pemerintah daerah dan kementerian/lembaga lain untuk meneladani komitmen tersebut dalam mendukung gerakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).


Perkuat Kompetensi SDM dan Inovasi Industri Alas Kaki

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menyampaikan bahwa pembangunan gedung BPIPI dimulai pada Agustus 2024 dan selesai lebih cepat pada September 2025. Gedung berdiri di atas lahan seluas 14.044 meter persegi dan kini dalam proses sertifikasi laik fungsi serta penilaian Bangunan Gedung Hijau.

Sejak berdiri, BPIPI telah mendampingi lebih dari 13.000 SDM industri alas kaki, terdiri dari 3.608 pengusaha IKM dan 9.396 tenaga kerja terampil di berbagai sentra industri di seluruh Indonesia.

Melalui gedung baru ini, BPIPI diharapkan mampu memperkuat enam layanan utama:

  1. Pendampingan teknis IKM alas kaki;
  2. Pendampingan sistem mutu;
  3. Pengujian alas kaki;
  4. Inkubator bisnis;
  5. Indonesia Footwear Network; dan
  6. Sertifikasi profesi.

“BPIPI hadir sebagai faktor pengungkit (enabler) industri alas kaki nasional untuk memperkuat inovasi, standarisasi produk, kompetensi SDM, serta pengembangan jejaring ekosistem industri alas kaki Indonesia,” ujar Reni.

Rangkaian peresmian gedung BPIPI turut diisi dengan berbagai kegiatan, seperti sosialisasi Kredit Industri Padat Karya (KIPK), pendampingan teknis pembuatan sandal, fit & wear test sepatu, interactive coaching clinic, layanan cuci sepatu gratis, tur fasilitas BPIPI, serta pemberian bantuan sepatu sekolah bagi siswa SDN Wilayut.