Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Daerah, BNPB Laporkan Dampak dan Penanganan Bencana di Tanah Air

0
79
Angin Kencang
Sejumlah rumah warga di Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri mengalami kerusakan usai diterjang angin kencang, pada Selasa, 4 November 2025. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana yang melanda berbagai wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir. Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Kamis (6/11) pukul 07.00 WIB, cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang, hingga kekeringan terjadi di beberapa provinsi dan menimbulkan dampak cukup luas bagi masyarakat.

Salah satu peristiwa yang menonjol adalah angin puting beliung di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, yang terjadi pada Minggu (2/11). Hujan disertai angin kencang mengakibatkan 55 unit rumah rusak ringan dan satu fasilitas pendidikan terdampak, dengan total sekitar 185 jiwa terkena dampak. Meski tidak ada korban jiwa, aktivitas warga sempat terganggu.
BPBD Kabupaten Sumbawa bergerak cepat melakukan koordinasi, pendataan, serta penyaluran bantuan logistik, dan kini kondisi telah berangsur kondusif.

Sementara itu di Kalimantan Tengah, curah hujan tinggi memicu banjir di Kabupaten Barito Utara, tepatnya di Desa Parang Kampeng, Kecamatan Teweh Tengah, pada Selasa (4/11). Sebanyak 28 kepala keluarga terdampak, dan 28 rumah sempat terendam air. Petugas BPBD bersama aparat desa kini telah melakukan pendataan, dan situasi dilaporkan telah kembali normal.

Fenomena serupa juga melanda Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Rabu (5/11). Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan rumah di sejumlah titik Kecamatan Sindangkasih.
Sebanyak 189 kepala keluarga (636 jiwa) terdampak, dengan 9 kepala keluarga (33 jiwa) harus mengungsi. Tercatat 169 rumah mengalami kerusakan—terdiri atas 7 rusak berat, 22 rusak sedang, dan 45 rusak ringan.
BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan telah mengevakuasi warga, membersihkan pohon tumbang, serta melakukan kaji cepat. Kondisi kini berangsur pulih.

Masih di Jawa Barat, angin kencang juga terjadi di Kabupaten Bogor, khususnya di Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, pada Selasa (4/11). Sekitar 10 kepala keluarga (37 jiwa) terdampak akibat beberapa rumah mengalami kerusakan. BPBD setempat melakukan pendataan dan pemantauan cuaca guna mengantisipasi kejadian serupa. Kondisi di lapangan kini normal.

Di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, hujan disertai angin kencang pada Selasa (4/11) pukul 04.00 WIB juga mengakibatkan kerusakan rumah warga di Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Talang Kelapa. Sebanyak 15 kepala keluarga (63 jiwa) terdampak. Petugas BPBD telah melakukan kaji cepat dan membantu warga dalam pembersihan serta perbaikan rumah. Situasi saat ini terpantau kondusif.

Selain itu, banjir juga terjadi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, akibat meluapnya Sungai Sumber pada Senin (3/11). Banjir berdampak pada lahan pertanian seluas 10 hektar di Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang. Meski tidak ada korban jiwa, banjir sempat mengganggu aktivitas warga. BPBD Sragen telah melakukan koordinasi dan asesmen lapangan. Air kini telah surut sepenuhnya.

Di sisi lain, kekeringan melanda Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara, akibat musim kemarau panjang. Kondisi ini menimbulkan krisis air bersih bagi sekitar 100 kepala keluarga (347 jiwa) di Desa Pasar Sibuhuan, Kecamatan Barumun.
BPBD Padang Lawas telah menyalurkan bantuan air bersih secara bertahap, terutama bagi rumah tangga yang paling membutuhkan, serta memantau perkembangan situasi kemarau di wilayah tersebut.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, baik berupa banjir, angin kencang, maupun kekeringan. Masyarakat juga disarankan memantau informasi cuaca terkini dari BMKG dan mengikuti arahan BPBD setempat agar langkah kesiapsiagaan dapat dilakukan lebih dini.

“Perubahan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di berbagai wilayah, sehingga kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana,” demikian imbauan BNPB.