(Vibizmedia – Padang) Kota Padang menjadi daerah yang paling terdampak dalam bencana banjir yang terjadi pada Jumat (28/11/2025). Pemerintah Kota Padang melaporkan bahwa hingga Sabtu (29/11/2025), estimasi sementara nilai kerusakan infrastruktur telah mencapai Rp202,8 miliar.
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menyampaikan bahwa kerusakan yang terjadi tidak hanya merusak fasilitas fisik, tetapi juga mengancam keselamatan warga. “Cukup banyak infrastruktur yang rusak akibat bencana hidrometeorologi ini, tidak saja infrastruktur tetapi juga korban jiwa dan lainnya,” ujarnya.
Kerusakan paling besar terjadi pada Jembatan Gunung Nago, penghubung Kecamatan Pauh dan Lubuk Kilangan, dengan nilai kerugian sekitar Rp45 miliar. Jembatan Kalawi Limau Manis juga mengalami putus total dengan estimasi kerugian Rp35 miliar.
Kepala Pelaksana BPBD Padang, Hendri Zulviton, menuturkan bahwa total enam jembatan terdampak banjir: empat jembatan putus total dan dua rusak berat, dengan total kerugian mencapai Rp127 miliar.
Selain jembatan, sejumlah infrastruktur lain seperti bendungan, intake air, tebing penahan, dan ruas jalan mengalami kerusakan. Salah satu titik terparah berada di kawasan Batu Busuk, di mana jalan putus total hingga menghambat mobilitas warga.
Sektor pelayanan air bersih juga mengalami gangguan berat. Fasilitas PDAM terdampak signifikan, termasuk 10 intake yang rusak berat, pipa distribusi yang terputus, serta pompa air baku yang terendam banjir. Akibatnya, warga di Koto Tangah, Lubuk Begalung, Kuranji, dan sejumlah wilayah lain belum mendapatkan suplai air bersih. Warga Air Dingin, Koto Tangah, menjadi kelompok yang mengalami krisis paling serius, termasuk para pengungsi di sejumlah titik penampungan.
BPBD Padang masih melakukan pendataan kerusakan dan pemutakhiran kebutuhan di lapangan. Kebutuhan mendesak warga mencakup bantuan makanan, suplai air bersih, susu formula bayi, makanan bayi, obat-obatan, vitamin, tenda, minuman, selimut, dan layanan kesehatan.
Pemerintah daerah bersama tim gabungan terus melakukan penanganan darurat untuk memastikan bantuan dapat segera menjangkau wilayah terdampak serta memulihkan akses infrastruktur utama.









