Operasi SAR Sumbar Terus Diperkuat, 1.154 Personel Dikerahkan ke Lokasi Bencana

0
85
Kondisi banjir yang melanda wilayah Kabupaten Padang Sidempuan, Provinsi Sumatera Utara pada Selasa (25/11). (Foto: BPBD Kabupaten Padang Sidempuan

(Vibizmedia – Jakarta) Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) di wilayah bencana Sumatra Barat masih berlangsung secara intensif. Penata Kelola Pencarian dan Pertolongan Ahli Madya Basarnas, Djefri DT, menyampaikan bahwa Basarnas bersama TNI, Polri, pemerintah daerah, dan elemen masyarakat telah mengerahkan 1.154 personel ke seluruh titik terdampak.

Djefri menegaskan bahwa seluruh data korban yang diumumkan pemerintah telah diverifikasi oleh Basarnas dan dilaporkan secara resmi melalui BNPB selaku klaster pencarian dan pertolongan. “Saya tidak lagi berbicara soal angka karena semuanya sudah dikonfirmasi dan dirilis BNPB. Fokus kami saat ini adalah kondisi lapangan dan proses pencarian,” ujarnya dalam konferensi pers di Media Center Penanganan Bencana Kemkomdigi, Selasa (2/12/2025).

Untuk memperkuat operasi, Basarnas menerima tambahan personel dari beberapa daerah, termasuk Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sekitar 150 personel saat ini sedang menuju lokasi menggunakan Kapal SAR Amii.

Di sektor udara, satu helikopter telah dikerahkan untuk evakuasi medis dan pengiriman logistik. Dua helikopter tambahan segera bergabung, sehingga total akan ada tiga unit yang memperkuat operasi udara.

Djefri mengungkapkan bahwa Kabupaten Agam menjadi daerah dengan jumlah korban hilang terbanyak, mencapai sekitar 70–75 orang. Para korban diduga tertimbun longsor pada titik-titik yang sulit dijangkau. “Di area seperti itu, kami membutuhkan alat berat. Namun akses untuk membawa alat tersebut masih sangat terbatas,” jelasnya.

Hambatan akses masih menjadi tantangan utama. Beberapa lokasi dilaporkan terisolasi akibat longsor dan kerusakan infrastruktur. “TNI melaporkan sejumlah titik masih terputus. Warga memang masih bisa beraktivitas, tetapi mobilisasi peralatan pencarian melalui jalur darat belum memungkinkan. Helikopter membantu, tetapi alat berat tetap sangat dibutuhkan,” katanya.

Selain medan berat, risiko kesehatan juga menjadi perhatian. Banyak jenazah ditemukan setelah lebih dari lima hari, sehingga personel SAR membutuhkan dukungan logistik khusus, termasuk vaksin dan perlindungan kesehatan tambahan. “Para personel bekerja dalam kondisi yang sangat berat. Mereka harus terlindungi agar dapat terus melaksanakan tugas dengan aman,” ujar Djefri.

Basarnas menegaskan bahwa operasi SAR akan terus berlanjut hingga pemerintah menetapkan berakhirnya masa tanggap darurat.