Bencana Sumatera: 753 Meninggal, 650 Hilang, Pemerintah Diminta Kerahkan Sumber Daya Nasional

0
65
Bantuan bencana
Bantuan bencana. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat memicu kehancuran besar disertai sapuan ribuan kayu gelondongan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (3/12) pagi mencatat 753 orang meninggal dunia, 650 jiwa belum ditemukan, serta 2.600 jiwa terluka. Sementara jumlah warga yang mengungsi mencapai 576.300 jiwa.

BNPB memperkirakan jumlah korban jiwa dan korban luka masih berpotensi bertambah seiring proses pencarian dan pendataan lanjutan. Ribuan rumah dan fasilitas umum dilaporkan rusak berat maupun hilang tersapu arus.

Seruan untuk Berkabung Nasional

Tragedi ini disebut sebagai salah satu bencana hidrometeorologi terbesar dalam beberapa tahun terakhir. “Tragedi ini sangat memilukan. Kita harus berduka secara nasional. Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban. Semoga para korban yang meninggal dunia mendapat tempat terbaik,” demikian pernyataan yang disampaikan kepada publik, Rabu (3/12).

Pemerintah diminta memberikan respons cepat dan terintegrasi, termasuk pengerahan penuh seluruh sumber daya nasional untuk menangani bencana berskala besar ini.

Anggaran On Call Rp 4 Triliun Disiapkan untuk Penanganan

Pemerintah memiliki dana on call APBN 2025 sebesar Rp 4 triliun yang dapat digunakan untuk penanganan bencana di Sumatera. Anggaran tersebut diarahkan untuk mendukung tahapan tanggap darurat, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak, hingga program pemulihan pascabencana.

“Dalam jangka pendek, kebutuhan tanggap darurat masih sangat penting agar warga terdampak banjir dan longsor tidak kelaparan,” disampaikan dalam pernyataan tersebut.

Penjarahan Dianggap Tanda Layanan Belum Optimal

Beredarnya laporan mengenai aksi penjarahan toko dan gudang Bulog oleh warga juga menjadi sorotan. Hal tersebut dianggap sebagai sinyal bahwa sebagian besar warga belum mendapatkan layanan tanggap darurat yang memadai.

“Saya yakin mereka melakukan itu demi bertahan hidup. Dalam hati mereka, mungkin perbuatan itu pun tidak ingin dilakukan,” ungkapnya.

Kebutuhan Mendesak: Pengungsian, Logistik, dan Trauma Healing

Sejumlah kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi antara lain:

– Tempat pengungsian yang lebih layak

– Suplai makanan dan minuman

– Fasilitas MCK

– Selimut dan pakaian jadi

– Layanan trauma healing khusus bagi anak-anak

Pada saat yang sama, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) perlu terus diperkuat untuk menemukan ratusan korban yang masih hilang.

Pemulihan Jangka Panjang Butuh Anggaran Besar

Selain penanganan darurat, pemerintah diminta mulai merancang rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah terdampak. Dana on call dapat digunakan pada tahap awal, namun pemulihan jangka panjang membutuhkan anggaran multiyears mulai 2026 dan seterusnya.

Rehabilitasi ditujukan untuk memulihkan layanan umum seperti:

– Rumah sakit

– Sekolah

– Kantor pemerintah

– Tempat ibadah

– Infrastruktur dasar

Sementara rekonstruksi meliputi pembangunan ulang infrastruktur yang rusak, termasuk jalur transportasi, jembatan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, pasar, serta bangunan pelayanan publik lainnya. Kebutuhan anggaran rekonstruksi diperkirakan akan sektor lebih besar mengingat skala kerusakan yang masif.