
(Vibizmedia – Nasional) Deflasi bulan September 2015 sebesar 0,05% bukan sebuah prestasi bahkan berindikasi negatif, menandakan permintaan mengalami pelemahan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa permintaan melemah mengindikasikan perlambatan ekonomi, tetapi hal positif yang terjadi, deflasi menunjukkan kenaikan pangan di berbagai daerah tidak berimbas pada angka inflasi keseluruhan.
Darmin sampaikan bahwa pangan merupakan unsur terbesar penyumbang inflasi, jadi terjadinya deflasi tidak bisa dibanggakan karena ada positif negatifnya, ungkapnya Kamis (1/10) di Kantor Presiden.
Berdasarkan catatan data dari Badan Pusat Statistik pada September 2015, terjadi deflasi 0,05% terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,67, sedangkan tingkat inflasi mulai dari awal tahun Januari – September 2015 sebesar 2,24% dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun dari September 2014 – September 2015 sebesar 6,83%.
Tingkat inflasi komponen inti pada September 2015 mencapai 0,44%, periode Januari – September 2015 sebesar 3,32% sedangkan tingkat inflasi komponen inti dari tahun ke tahun periode September 2014 – September 2015 sebesar 5,07%.
Dari 82 kota IHK, tercatat 36 kota mengalami deflasi dan 46 kota mengalami Inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,85% dengan IHK 120,15 dan terendah terjadi di Bandung 0,01% dengan IHK 120,61, sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Merauke 1,33% dengan IHK 123,20, dan terendah terjadi di Jakarta 0,01% dengan IHK 122,38.
Journalist : Rully
Editor : Mark Sinambela








