Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau anjlok cukup tajam dengan maraknya aksi jual terutama dari investor asing yang menggerus habis gain pada tahun ini imbas dari koreksi sebagian bursa kawasan, sehingga secara mingguan bursa ditutup amblas 6.41% ke level 5,086.43. Untuk minggu berikutnya ini (4-8 Mei) pasar akan wait and see namun merupakan peluang baru investor untuk memulai lagi akumulasi sahamnya. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5242 dan 5400, sedangkan support di level 5003 dan kemudian 4900.
Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau sedikit menguat sementara sedang terdapat koreksi dollar secara global, di mana secara mingguan rupiah menguat terbatas ke level 12.937. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13.050 dan 13.120, sementara support di level 12.720 dan 12.500.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk di antaranya pengumuman suku bunga bank sentral Australia (RBA) dan rilis yang kerap diperhatikan pasar Non-Farm Employment Change Amerika.
By Alfred Pakasi ,
CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group









